Slide # 1

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan 2019

Foto Bersama Keluarga Besar Prodi Pendidikan Kimia Bersama Mahasiswa Baru dan Panitia PBAK 2019 Read More

Slide # 2

Family Gathering Chemistry16

Kebersamaan Keluarga Prodi Pendidikan Kimia dengan Leting 2016 Read More

Slide # 3

Pelantikan UKM ALAC Prodi Pendidikan Kimia

Peresmian UKM Sanggar Seni Kimia (SSK) dan Chemistri Language Club (CLC) Read More

Slide # 4

Pelantikan HMP Pendidikan Kimia 2018-2019

Pembukaan dan Penutupan Pelantikan DImeriahkan oleh Sanggar Seni Kimia Read More

Slide # 5

KOMINFO SQUAD

Penanggungjawab Semua Media Pendidikan Kimia Read More

Selasa, 12 Desember 2017

Zat warna sintetik pada produk snack "Medan Jaya"

Mengenal lebih jauh tentang kandungan pewarna sintetik jenis biru berlian atau brilian blue (C.I. 42090) yang terdapat pada makanan ringan Medan Jaya, termasuk di dalamnya proses pembuatan biru berlian, batas atau ambang penggunaan biru berlian, dampak dan manfaat biru berlian serta solusi dan altenatif penggunaan pewarna alami sebagai pengganti pewarna sintetik jenis biru berlian.


 
         Mungkin bagi sebagian orang sudah mengenal produk makanan ringan "Medan Jaya" yang diproduksi oleh PT. Medan Jaya Pangan Mutu. Nah sebenarnya zat warna sintetik yang ditambah dalam produk snack ini ialah pewarna sintetik biru berlian FCF atau nama lainnya itu briliant blue (kode zat warna sintetik di Indonesia untuk biru berlian ialah "C.I. 42090"). Biru berlian atau briliant blue (C.I. 42090) adalah suatu jenis pewarna yang ditambahkan ke dalam produk makanan atau minuman yang merupakan pewarna jenis trifenil metan, yang merupakan tepung berwarna ungu perunggu. Masa simpan briliant blue FCF adalah selama lima (5) tahun. pewarna ini memiliki kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil dan tentunya lebih murah dari pewarna alami. Pewarna jenis sintetik pun lebih mudah digunakan dan lebih simpel daripada pewarna alami yang pengolahannya lebih kompleks.

Pembuatan
Pewarna jenis briliant blue atau biru berlian pada proses pembuatannya biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh Arsen (As) atau pun logam berat lainnya yang bersifat racun. pada proses pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir (briliant blue), harus melalui suatu senyawa antara (intermediat) yang kadang-kadang berbahaya dan sering tertinggal dalam hasil akhir.

Batas Penggunaan
Menurut Peraturan Kepala Bahan Pengolahan Obat dan Makanan No. 37 tahun 2013 tentang Ambang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pewarna di dalam lampiran satu mengatakan bahwa ambang batas penggunaan untuk pewarna sintetik jenis biru berlian yaitu :

         




















        Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014% sedangkan timbal tidak boleh lebih dari 0,001%, sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada. berbagai penelitian dan uji telah dilakukan untuk membuktikan bahwa dari penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan dapat menyebabkan kerusakan organ hati.

Solusi, Alternatif dan manfaat dari penggunaan pewarna alami pengganti biru briliant
        Solusi dari penggunaan pewarna sintetik kita dapat mendapatkan pewarna biru alami yang memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan diantaranya ialah merangsang haid, melancarkan pencernaan, mengobati bisul dan abses, mengobati sakit telinga, dan mengobati sakit mata merah.
         Pewarna biru alami diperoleh dari berbagai sumber hayati, seperti dari bunga telang atau pun spirulina. Bunga telang berwarna biru keunguan dan tanaman ini banyak tumbuh di daerah Asia, sedangkan pigmen spirulina akan menghasilkan warna biru kehijau-hijauan dan sangat berhubungan dengan pigmen biliburin manusia sehingga sangat penting untuk kesehatan fungsi hati dan pencernaan.

Bunga Telang sebagai pewarna alami biru keunguan
Spirulina sebagai pewarna alami bru kehijauan

0 komentar: