Kimfis "Kesetimbangan Kimia"
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada dasarnya,
istilah kesetimbangan berhubungan dengan apa yang kita sebut ”keseimbangan
kimia” akan tetapi, keseimbangan ini merupakan keseimbangan Mekanik. Dalam
keseimbangan mekanik, jika resultan gaya ( net force)
pada suatu benda sama dengan nol, sehingga sebuah benda dikatakan kesetimbangan
mekanik jika benda tersebut tidak sedang mengalami perubahan dalam gerakannya
(percepatannya sama dengan nol).
Ketika suatu
reaksi kimia berlangsung dalam sebuah bejana yang mencegah masuk atau keluarnya
zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Maka besaran-besaran
(kuantitas-kuantitas) dari komponen-komponen reaksi tersebut berubah ketika
beberapa komponen tersebut digunakan dan komponen lainnya terbentuk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia?
3. Bagaimana Keadaan, pergeseran dan ketetapan kesetimbangan kimia ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan Kesetimbangan Kimia.
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetmbangan kimia
3.
Untuk mengetahui keadaan, pergeseran dan
ketetapan Kesetimbangan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada
perubahan yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu kimia
telah mencapai keadaan kesetimbangan maka konsentrasi reaktan dan produk
menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam sistem.
Meskipun demikian, aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-molekul reaktan
berubah mnjadi produk secara terus-menerus sambil molekul-molekul produk berubah
menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang sama.
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja,
kebanyakan adalah reaksi dapat balik. Pada awal reaksi dapat balik, reaksi
berjalan ke arah pembentukan produk. Sesaat setelah produk tersebut,
pembentukan reaktan produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan
reaksi balik adalah sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah
dicapai. Harus diingat bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang
berbeda sebagai reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang
sama disebut kesetimbangan fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika.
Dalam peristiwa ini, molekul air yang meninggalkan fase cair adalah sama dengan
jumlah molekul yang kembali ke fase cair.
B. Reaksi Searah dan Reaksi dapat
Balik
Menurut
Konsep Stoikiometri, suatu zat yang direaksikan akan habis bereaksi jika
perbandingan mol zat itu sama dengan perbandingan koefisiennya. Contohnya
adalah reaksi berikut:
Mg(s)
+ 2HCl(aq) MgCl2(aq)
+ H2(g)
Pada reaksi tersebut,
jika perbandingan mol Mg dan HCl yang direaksikan adalah 1:2 maka Mg dan HCl
habis bereaksi. Reaksi yang seperti ini disebut reaksi satu arah atau irreversible.
Adakalanya pada reaksi kimia, reaktan tidak habis bereaksi, walaupun zat
yang direaksikan sama dengan perbandingan koefisiennya. Contohnya adalah pada
campuran gas nitrogen dan hidrogen jika dipanaskan menghasilkan gas amonia
sesuai dengan persamaan reaksi.
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
Pada reaksi tersebut,
setelah campuran dibiarkan beberapa lama terdapat campuran gas N2,
gas H2, dan gas NH3. Ternyata gas NH3 yang
terbentuk terurai kembali menjadi gas N2 dan gas H2
berdasarkan reaksi berikut.
2NH3(g)
N2(g) + 3H2(g)
Dalam hal ini reaksi
tidak hanya berlangsung dari kiri ke kanan tetapi juga dari kanan ke kiri.
Reaksi yang berlangsung dari kiri ke kanan maupun dari kanan ke kiri disebut
reaksi dapat balik atau reversible. Jika laju reaksi ke kiri sama dengan
laju reaksi ke kanan maka terjadi kesetimbangan.
1.
Reaksi
Satu Arah (Irreversible)
Pada peristiwa
reaksi satu arah, zat-zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi kembali membentuk
zat pereksi. Ciri-ciri reaksi satu arah adalah sebagai berikut.
a.
Reaksi ditulis dengan satu anak panah.
b.
Reaksi berlangsung satu arah dari kiri
ke kanan
c.
Zat hasil reaksi tidak dapat
dikembalikan seperti zat mula-mula
d.
Reaksi baru berhenti apabila salah satu
atau semua reaktan habis.
Contoh :
Zn(s) + 2HCl(aq)
ZnCl2(aq) + H2(g)
Pada reaksi tersebut Zn habis bereaksi
dengan HCl menghasilkan ZnCl2 dan gas H2. ZnCl2
dan gas H2 tidak dapat bereaksi kembali membentuk Zn dan HCl.
2.
Reaksi
Dapat Balik (Reversible)
Pada reaksi dua arah, zat-zat hasil
reaksi tidak dapat bereaksi kembali membentuk zat pereaksi. Reaksi kesetimbangan
kimia dapat terjadi bila reaksi yang terjadi merupakan reaksi dapat balik (reversible)
. Ciri-ciri reaksi dapat balik adalah sebagai berikut:
·
Reaksi ditulis dengan dua anak panah
yang berlawanan
·
Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu
dari kiri kekanan dan dari kanan ke kiri.
·
Zat hasil reaksi dapat dikembalikan
seperti zat mula-mula
·
Reaksi tidak pernah berhenti karena komponen
zat tidak pernah habis.
Contoh :
PbSO4(aq) + 2NaI(aq)
PbI2(s) + Na2SO4(l)
Endapan PbI2 yang
terbentuk dapat direaksikan dengan cara
menambahkan larutan Na2SO4
berlebih.
PbI2(s) + Na2SO4(l)
PbSO4(aq) + 2NaI(aq)
Dalam penulisan reaksi dapat
balik, kedua reaksi dapat
digabung sebagai berikut.
PbSO4(aq) + 2NaI(aq)
PbI2(s) + Na2SO4(l)
Apabila pada reaksi dapat
balik laju reaksi ke kiri sama dengan laju reaksi ke kanan akan terjadi
kesetimbangan kimia.
C. Keadaan Kesetimbangan
Berbagai reaksi dapat
balik tidak semuanya dapat mencapai kesetimbangan. Untuk mencapai kesetimbangan
perlu beberapa syarat khusus, yaitu reaksinya dapat balik, sistemnya tertutup,
dan bersifat dinamis. Sistem tertutup merupakan sistem reaksi di mana baik
zat-zat yang bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tetap dalam sistem. Sistem
tertutup tidak selamanya harus terjadi dalam wadah tertutup, kecuali pada
reaksi gas. Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang
berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus menerus, tetapi tidak ada
perubahan yang dapat diamati atau diukur. Cepat lambatnya suatu reaksi mencapai
kesetimbangan bergantung pada laju reaksi, semakin besar laju reaksi maka
semakin cepat. Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem
tertutup. Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem
terbuka. Berbagai proses alami seperti perkaratan logam, pembusukan dan lain
sebagainya.
1.
Jenis Kesetimbangan Berdasarkan wujudnya
Berdasarkan wujud zat
yang ada dalam keadaan setimbang. Kesetimbangan yang semua komponennya satu
fase disebut kesetimbangan homogen, sedangkan yang terdiri dari dua fase atau
lebih disebut kesetimbangan heterogen.
a.
Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan homogen adalah reaksi
kesetimbangan yang mengandung zat-zat yang homogen (berada dalam satu fase).
·
Kesetimbangan antara Gas dengan Gas
Contoh:
N2(g) + 3H2(g)
⇌
2NH3(g)
2NO2(g) ⇌
N2O4(g)
H2(g) + Br2(g)
⇌
2HBr(g)
·
Kesetimbangan antara Larutan dengan
Larutan
Contoh:
C2H5OH(aq)+CH3COOH(aq)
⇌
CH3COOC2H5(aq)+ H2O(aq)
b.
Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah reaksi
kesetimbangan yang mengandung zat-zat yang heterogen (berada dalam beberapa
fase).
·
Kesetimbangan antara Zat Padat dengan
Gas
Contoh:
CaCO3(g) ⇌
CaO(s) + CO2(g)
·
Kesetimbangan antara Gas dengan Zat Cair
Contoh :
H2O(g)
⇌
H2O(l)
·
Kesetimbangan antara Zat Padat dengan
Larutan
Contoh :
CuSO4. 5H2O(s)
⇌
CuSO4(s) + H2O(l)
·
Kesetimbangan antara gas, Zat Cair, dan
Zat Padat
Contoh :
H2CO3(aq)
⇌
H2O(s) + CO2(g)
D.
Pergeseran
Kesetimbangan
Seorang ahli kimia
prancis, Henry Louis Le Chatelier (1850-1936) berpendapat sebagai berikut: “Jika pada kesetimbangan reaksi dilakukan
aksi-aksi tertentu, sistem akan mengadakan reaksi dengan menggeser kesetimbangan
untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut.” Pendapat tersebut dikenal dengan
azas Le Chatelier. Aksi-aksi yang dimaksud Chatelier adalah melakukan tindakan
dengan mengubah konsentrasi, suhu, tekanan, dan volume sistem. Selanjutnya,
keempat faktor itu disebutfaktor yang mempengaruhi kesetimbangan reaksi yang
akan diuraikan sebagai berikut.
1.
Pengaruh
Konsentrasi
Secara umum reaksi kesetimbangan adalah
sebagai
berikut:
A
+ B ⇌
C
Jika ada usaha untuk
menambah konsentrasi dari salah satu zat pada reaksi setimbang, akan terdapat
reaksi yang mengkonsumsi zat tambahan terrsebut. Sebaliknya, jika ada usaha
untuk mengurangi konsentrasi salah satu zat pada reaksi setimbang, akan
terdapat reaksi untuk menambah zat yang dikurangi tersebut.
·
Jika salah satu perekasi/reaktan/senyawa
di ruas kiri diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke ruas
kanan/produk/hasil reaksi. Sebaliknya jika salah satu produk/hasil reaksi/ruas
kanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke ruas
kiri/pereaksi/reaktan.
·
Jika salah satu pereaksi/reaktan/senyawa
di ruas kiri diperkecil maka kesetimbangan kan bergeser ke ruas
kiri/pereaksi/reaktan. Sebaliknya jika salah satu produk/hasil ekasi/senyawa
ruas kanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke ruas
anan/produk/hasil reaksi.
2.
Pengaruh
Volume
Secara umum reaksi kesetimbangan adalah
sebagai berikut:
A
+ B ⇌
C
Sesuai dengan azas Le Chatelier, yaitu
jika ada usaha untuk mengubah volume sistem, maka akan ada reaksi ke arah
jumlah mol zat yang lebih besar atau jumlah mol yang lebih kecil. Usaha untuk
menaikkan volume sistem sama dengan
memperkecil konsentrasi zat secara
menyeluruh. Hal ini mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke jumlah mol
terbesar. Sebaliknya jika ada usaha untuk menurunkan volume sistem, hal itu
sama dengan memperbesar konsentrasi zat secara
menyeluruh yang mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke jumlah mol
terkecil.
·
Jika volume diperbesar maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molekulnya terbanyak
atau ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terbanyak.
·
Jika volume diperkecil maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molekulnya terkecil atau
ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terkecil.
·
Jika jumlah angka koefisien ruas kanan
dan ruas kiri sama maka penambahan atau pengurangan volume tidak akan menggeser
kesetimbangan.
Contoh :
BiCl3(aq)
+ H2O(l) . BiOCl(s) + 2HCl(aq)
Ke arah mana
kesetimbangan bergeser jika suhu tetap:
·
Ditambah BiCl3
·
Ditambah air
·
Ditambah BiOCl
Penyelesaian:
· Penambahan BiCl3 akan
menggeser kesetimbangan ke kanan.
· Memperbesar volume (penambahan air) akan
menggeser kestimbangan ke kanan kareena koefisien ruas kanan lebih besar
daripada koefisien ruas kiri. Koefisien ruas kiri = 1, yaitu koefisien BiCl3
sedangkan koefisien H2O tidak dihitung karena zat cair murni (l)\. Jumlah
koefisien di ruas kanan = 2 yaitu koefisien dari HCl, sedangkan BiOCl tidak
diperhitungkan karena bentuknya padat (s).
· Penambahan BiOCl merupakan omponen padat tidak dapat menggeser
kesetimbangan
3.
Pengaruh
Tekanan
Secara umum reaksi kesetimbangan adalah
sebagai berikut:
A
+ B
C
Sesuai dengan azas Le Chatelier, yaitu jika ada usaha untuk
mengubah tekanan sistem, maka ada reaksi ke arah jumlah mol gas yang lebih
besar atau jumlah gas yang lebih kecil. Jika usaha yang dilakukan adalah menaikkan
tekanan sistem, kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol terkecil. Sebaliknya,
jika usaha yang dilakukan adalah menurunkkan tekanan sistem, kesetimbangan akan
bergeser ke jumlah mol terbesar. engaruh tekanan berlawanan dengan pengaruh
volume:
·
Jika tekanan diperbesar maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molekulnya terkecil atau
ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terkecil.
·
Jika tekanan diperkecil maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molekulnya terbesar atau
ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terbesar.
·
Jika jumlah angka koefisien ruas kiri dan ruas kanan sama maka
penambahan atau pengurangan tekanan tidak
akan menggeser kesetimbangan.
4.
Pengaruh Suhu
Perubahan
konsentrasi, tekanan atau volume dapat mengubah posisi kesetimbangan, tetapi
tidak mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat
mengubah konstanta kesetimbangan. Pada reaksi kesetimbangan, terdapat reaksi
endotermik (menyerap kalor) dan reaksi eksotermik (melepas kalor). Jadi
peningkatan suhu menghasilkan reaksi endotermik dan penurunan suhu menghasilkan
reaksi eksotermik. Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume akan menyebabkan
pergeseran reaksi tetapi tidak akan merubah nilai tetapan kesetimbangan. Hanya
perubahan temperatur yang dapat menyebabkan perubahan tetapan kesetimbangan.
· Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan
maka reaksi sistem menurunkan suhu dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak
reaksi yang menyerap kalor (endoterm).
· Jika suhu sistem kesetimbangan
diturunkan maka reaksi sistem menaikkan suhu dengan cara kesetimbangan bergeser
ke pihak reaksi yang melepas kalor (eksoterm).
5.
Pengaruh
Katalis
Katalis meningkatkan
laju terjadinya reaksi. Katalis mempengaruhi laju reaksi maju sama besar dengan
reaksi balik. Jadi, keberadaan katalis tidak mengubah konstanta kesetimbangan,
dan tidak mengeser posisi sistem kesetimbangan. Penambahan katalis pada
campuran reaksi yang tidak berada pada kesetimbangan akan mempercepat laju
reaksi maju dan reaksi balik sehingga campuran kesetimbangan tercapai lebih
cepat. Campuran kesetimbangan yang sama dapat diperoleh tanpa katalis, tetapi
kita mungkin harus menunggu lama agar kesetimbangan terjadi.
Katalis mempengaruhi
laju reaksi ke kanan maupun kekiri dan pengaruhnya sama. Keadaan setimbang
tidak berubah (tidak dipengaruhi katalis), tetapi hanya mempercepat tercapainya
kesetimbangan.
E.
Ketetapan
Kesetimbangan
1. Tetapan Kesetimbangan (Kc)
Secara umum persamaan reaksi
kesetimbangan atau reaksi dapat balik dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi
aA
+ bB → cC + dD
dimana a, b, c, dan d adalah koefisien
stokiometri dari A, B, C, dan D. Pada saat terjadi kesetimbangan maka harga
tetapan kesetimbangan (K) dapat ditentukan. Nilainya ditentukan dengan
menggunakan perbandingan konsentrasi zat-zatnya saat tercapai kesetimbangan.
Tetapan kesetimbangan (K) untuk reaksi
tersebut pada suhu tertentu dapat dinyatakan dengan persamaan.
K
=(〖[C]〗^(c ) 〖[D]〗^d)/(〖[A]〗^a 〖[B]〗^b )
a)
Untuk Reaksi Kesetimbangan Homogen
Berdasarkan hukum
kesetimbangan, perbandingan konsentrasi zat produk dengan konsentrasi zat
pereaksi, masing-masing dipangkatkan dengan koefisiennya adalah tetap. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan tetapan kesetimbangan
dapat ditentukan dari ersamaan reaksi kesetimbangannya. Perhatikan contoh
berikut:
Reaksi kesetimbangan: N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
Kc
=〖[NH3]〗^(2 )/(〖[N2]〗^ 〖[H2]〗^3 )
b)
Untuk reaksi Kesetimbangan Heterogen
Reaksi kesetimbangan heterogen
adalah reaksi kesetimbangan yang terdiri dari zat-zat yang berbeda wujudnya. Reaksi
kesetimbangan heterogen ada yang terdiri dari wujud padat, gas, dan cair.
Beberapa contoh kesetimbangan heterogen dan harga Kc nya yaitu:
Reaksi kesetimbangan: CaCO3(g) ⇌
CaO(s) + CO2(g)
Kc
=([CO2])/([CaCO3])
Contoh Soal:
Diketahui reaksi kesetimbangan: 2HI(g)
⇌ H2(g) + I2(g).
Jika 1 mol gas HI dimasukkan ke dalam wadah sebesar satu Liter dan dipanaskan
pada suhu tertentu terbentuk 0,2 mol gas I2, maka harga tetapan kesetimbangan Kc
adalah ....
c)
Hubungan Kc dari persamaan Reaksi yang
sama
Persamaan
reaksi setara yang dimaksud adalah beberapa persamaan reaksi yang berasal dari
satu persamaan reaksi kesetimbangan. Beberapa persamaan reaksi kesetimbangan
tersebut
diperoleh dengan membalikkan persamaan reaksi kesetimbangan tertentu atau
mengalikan persamaan reaksi kesetimbangan tertentu dengan suatu bilangan. Untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini:
· Secara
umum reaksi kesetimbangan: A + B ⇌ C + D
Kc = K1
·
Reaksi kesetimbangan di atas dibalik
sehingga diperoleh reaksi kesetimbangan: C + D ⇌
A + B
Kc = K2
·
Persamaan reaksi kesetimbangan pada (a)
dikali dua sehingga diperoleh reaksi kesetimbangan 2A + 2B ⇌ 2C + 2D
Kc
= K3
2.
Tetapan
Kesetimbangan Tekanan Parsial
Untuk
suatu sistem kesetimbangan yang melibatkan gas, pengukuran dilakukan terhadap
tekanan, bukan terhadap konsentrasi. Tetapan kesetimbangan Kc diberi harga
dalam konsentrasi yang dinyatakan dalam mol per liter atau molar, sedangkan
tetapan kesetimbangan gas Kp diberi harga dalam tekanan parsial gas. Untuk
menentukan persamaan tetapan kesetimbangan gas Kp, sama seperti menentukan
persamaan tetapan kesetimbangan Kc, hanya saja satuan konsentrasi pada Kc
diganti dengan tekanan parsial gas pada Kp.
mA + nB ⇌
pC + qD
Kc = Pc PD
PA PB
Kc =
(〖[Pc ]〗^(P ) 〖[PD]〗^q)/(〖[PA ]〗^m 〖[PB ]〗^n )
P = tekanan parsial
senyawa gas
Perbandingan tekanan parsial = perbandingan mol saat
setimbang
Jika diketahui tekanan total suatu
reaksi gas maka tekanan parsial tiap-tiap zatnya dapat ditentukan :
Tekanan
Parsial Zat =(Mol zat setimbang)/(mol total saat setimbang ) x tekanan total
Dalam ruang 1 liter sebanyak 0,6 mol gas
PCl5 dipanaskan menurut reaksi
PCl5 (g) → PCl3 (g)
+ Cl2 (g) Dalam kesetimbangan dihasilkan 0,2 mol
gas Cl2, jika temperatur pada ruangan 300 K dan harga R= 0,082 atm L
atm
mol-1K-1 harga Kp….
Penyelesaian:
c. Hubungan
Kc dan Kp
d.
Kesetimbangan
Disosiasi
Disosiasi adalah
penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain. Dalam disosiasi juga terdapat
kesetimbangan (baik homogen maupun heterogen). Untuk menyatakan perbandingan
antara banyaknya zat-zat yang terurai dengan banyaknya zat mula-mula, dipakai
istilah derajat disosiasi yang diberi lambang (
)
Contoh :
Reaksi penguraian
2 SO3(g) ⇌
2 SO2(g) + O2(g)
Memiliki tetapan kesetimbangan K = 0,025
mol/L pada suhu tertentu. Untuk dapat membatasi penguraian 2 mol/L SO3
sampai 20 % saja, pada suhu tersebut berapa konstentrasi gas O2 yang
ditambahkan?
Penyelesaiian :
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana
tidak ada perubahan yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu
kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka konsentrasi reaktan dan produk
menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam sistem.
Untuk mencapai kesetimbangan perlu
beberapa syarat khusus, yaitu reaksinya dapat balik, sistemnya tertutup, dan
bersifat dinamis. Sistem tertutup merupakan sistem reaksi di mana baik zat-zat
yang bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tetap dalam sistem. Sistem tertutup
tidak selamanya harus terjadi dalam wadah tertutup, kecuali pada reaksi gas.
Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang berlawanan arah
berlangsung secara simultan dan terus menerus, tetapi tidak ada perubahan yang
dapat diamati atau diukur.
B. Saran
Dengan
adanya makalah ini, pemakalah mengharapkan kritikan dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.
Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Sekian materi dari pemakalah, apabila terdapat kesalahan pemakalah memohon maaf
dengan sebesar-besarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Keenan,
dkk. 1984. Kimia
untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Mulyani, Sri. 2005. Kimia Fisika 2. Surabaya :
Universitas Negeri Malang.
Sulami, Emi. 2006. Kimia. Jakarta
: Gelora Aksara Pratama.
Suminar. 2001. Prinsip-prinsip
Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Rahayu,
Nurhayati. 2011. Kimia. Jakarta:
Gagas Media.
Rusman.
2009. Kimia Fisik. Banda Aceh :
Unsyiah press
Hargailah penulis asli dengan mencantumkan sumber asli, semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar