BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Psikologi pendidikan merupakan salah satu ilmu humaniora yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menjawab problema-problema yang berhubungan dengan psikis (kejiwaan) manusia terutama dalam hal pendidikan. Psikologi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan guru dan calon guru yang profesional serta berkompotensi dalam mengajar sebagaimana yang diharapkan sehingga dapat mendidik generasi muda ke arah yang lebih baik. Namun, kenyataannya masih banyak dijumpai dalam lingkungan akademik bahwa seorang pendidik tidak mengerti tentang psikologi seperti pola mengajar yang terlalu cepat sehingga mengganggu proses belajar mengajar.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
itu psikologi pendidikan?
2. Bagaimana
sejarah psikologi pendidikan?
3. Apa
peran psikologi dalam pendidikan ?
4.
Bagaimana peran psikologi bagi kehidupan manusia?
5.
Apa peran psikologi pendidikan dalam proses
belajar mengajar?
6.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Menurut Ngalim
Purwanto (1990 : 1) mengatakan bahwa Psikologi berasal dari kata psysche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang berarti ilmu. Sebenarnya
terjemahan tersebut bertitik-tolak dari pandangan dualisme manusia, yang
menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian, yakni bagian jasmani dan
rohani. Seolah-olah kalau kita mendengar kata “ilmu jiwa”, maka terbayang pada kita bahwa yang dipelajari ialah
sesuatu yang tidak kelihatan yang berada dalam diri manusia. Segala sesuatu
yang kelihatan, yang bersifat jasmaniah pada diri manusia tidak menjadi
persoalan.
Pandangan yang
demikian adalah tidak benar, keliru, psikologi adalah ilmu yang mempelajari
manusia. Manusia sebagai suatu kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani. Apa
yang hendak diselidiki dalam psikologi ialah segala sesuatu yang dapat
memberikan jawaban tentang apa sebenarnya manusia itu, mengapa ia berbuat
demikian, apa yang mendorongnya berbuat demikian, apa maksud dan tujuan ia
berbuat demikian, dengan singkat dapat kita katakan bahwa psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia.[1]
Pada pandangan pemakalah, contohnya ketika anda melihat seseorang yang
mengalami hambatan dalam belajar, maka jika anda mengartikan bahwa psikologi
pendidikan hanya membahas tentang jiwa saja, maka anda akan berasumsi bahwa
anak tersebut adalah seorang pemalas atau orang memiliki kebiasaan buruk,
padahal anda tidak pernah mengetahui kenapa anak tersebut memiliki hambatan dalam belajar,
sebagai seorang pendidik seharusnya anda mengkaji kenapa anak tersebut
mengalami masalah belajar. Oleh karena itu, psikologi pendidikan merupakan
suatu studi yang membahas tentang perilaku seseorang yang berhubungan dengan
proses belajar mengajar sehingga seorang pendidik mengetahui apa sebenarnya
yang terjadi kepada manusia itu, kenapa dia berbuat demikian dan sebagainya
dengan mempertimbangkan segala pertimbangan yang positif terlebih dahulu.
Psikologi
pendidikan (Educational Psychology) secara
luas dapat di terangkan sebagai ilmu
psikologi yang menjelaskan dan menerangkan pengalaman belajar dari individu
sebagaimana kemajuannya yang di alaminya dari sejak lahir hingga umur tua.[2]
Menurut Crow & Crow dalam bukunya dengan judul “Educational Psychology” menerangkan bahwa :
”Educational Psychology describes and explains the learning experiences
of an individual from birth through old age. Its subject matter is concerned
with the conditions that affect learning”. [3]
Pengalaman
belajar artinya segala perubahan yang terjadi atau dilakukan seseorang yang
berkaitan dengan proses belajar mengajar,
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berakhlak menjadi berakhlak. Ilmu
psikologi menurut Crow&Crow juga dapat menjelaskan pengalaman belajar dari
individu sebagaimana kemajuannya yang dialaminya. Kemajuan yang dimaksud ialah
seperti dalam hal bertambahnya wawasan dan pengalaman dalam proses belajar
mengajar. Pengalaman belajar siswa juga dapat ditunjang dengan adanya teknologi
dan kemajuan sains dan teknologi di bidang pendidikan.
Menurut Azis
Al-Ghifary, psikologi pendidikan adalah sebuah ilmu bidang studi yang
berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia. psikologi
itu sendiri adalah ilmu kejiwaan, atau tingkah laku. Jadi, psikologi pendidikan
itu sangat diperlukan dan peran psikologi dalam dunia pendidikan sangat
penting. Seperti tingkah laku seseorang, apabila tidak didik dengan jalan
sebenarnya atau dengan benar maka tingkah laku seseorang tersebut bisa
mengakibatkan hal yang di inginkan. Seperti banyak kejadian sekarang kasus
pemerkosaan, pencurin dan lainnya diakibatkan psikolog nya tidak dijalankan
dengan benar. Jadi psikolog pendidikan ini menyelidiki masalah-masalah
psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Menurut Mazwan,
psikologi pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan
yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan
dan meningkatkan keefisiensi di dalam pendidikan. Jadi, jika berbicara
psikologi adalah ilmu yang membahas tentang ilmu kejiwaan manusia, jika dalam
dunia pendidikan ilmu psikologi ini adalah bagaimana seorang guru bisa menilai
karakter sesorang peserta didik dan seorang guru bisa melihat potensi-potensi
apa yang dimiliki siswa tersebut.
Menurut Rafi
Mariska, Psikologi pendidikan adalah suatu studi yang mempelajari tentang
perilaku seorang individu atau manusia yang sangat berhubungan erat dengan
pendidikan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam proses belajar mengajar.
B.
SEJARAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Perkembangan
psikologi pendidikan pada permulaan abad
ke-20 ditandai penelian-penelitian psikologi ysng lebih khusus yang memberikan
dampak besar terhadap teori-teori dan praktek pendidikan. Tokohnya antara lain
Termann, Thorndike, dan jude. Aliran aliran psikologi yang berkembang pada
permulaan abad ke 20 yang mempelajari perilaku dan proses belajar dari sudut
pandang yang berbeda beda, juga telah memberikan pengaruh terhadap perkembangan
teori dan praktek pendidikan.[4]
Ditinjau secara
historis dapat dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu filsafat.
Ilmu-ilmu yang lain tergantung dalam filsafat, dan filsafat satu-satunya ilmu
pada saat itu. Karena itu ilmu-ilmu yang tergabung dalam filsafat akan
dipengaruhi oleh sifat-sifat dari filsafat. Demikian pula halnya dengan
psikologi, yang pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat.
Abad 20 terjadi perubahan besar
mengenai konsepsi pendidikan dan pengajaran. Perubahan tersebut membawa
perubahan pula dalam cara belajar mengajar di sekolah. Dari cara pengajaran
lama, murid harus diajar dengan memberi pengetahuan sebanyak mungkin dalam
berbagai mata pelajaran, berangsur-angsur beralih menuju ke arah
penyelenggaraan sekolah progresif, sekolah kerja, sekolah pembangunan, dan
sekolah yang menggunakan cara belajar siswa aktif.
Maka, seiring dengan harapan itu,
pendidikan hendaknya berlangsung secara psikologi. Hal itu disebabkan, bahwa
pendidikan diselenggarakan untuk anak didik. Jadi dalam pendidikan, perhatian
diperuntukkan bagi terwujudnya aktivitas belajar pada anak didik, demi
terwujudnya aktivitas belajar yang efektif. Pendidikan yang psikologis dalam
arti bahwa pendidikan itu berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik
sebagai manusia yang berkembang.
C.
PERAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan dalam dunia
pendidikan dapat dirumuskan secara ringkas yaitu sebagai berikut :
a. Psikologi pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam membantu mempersiapkan guru dan calon guru yang
profesional yang berkompotensi mengajar
sebagaimana yang diharapkan.
b. Psikologi pendidikan mempengaruhi perbaikan
serta penyempurnaan kurikulum sekolah sebagai pedoman bagi guru dalam
membimbing proses belajar murid yang memadai.
c. Psikologi pendidikan dapat mempengaruhi ide dan
pelaksanaan administrasi dan supervisi pendidikan yang akan dilaksakan oleh
pimpinan-pimpinan pendidikan dan penilik sekolah dalam mengelola kelancaran
pelaksaan pendidikan di sekolah sejalan dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.[5]
d. Memahami
Perbedaan Individu (Peserta Didik)
Seorang pendidik harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas
dengan hati-hati karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh
karena itu, sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa
tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat
membantu pendidik dan calon pendidik dalam memahami perbedaan karakteristik
siswa tersebut.
Dalam kaitannya dengan perbedaan,
menurut pemakalah perbedaan merupakan hal yang wajar adanya. Setiap orang pasti
memiliki perbedaan, ada peserta didik yang mahir dalam bidang pendidikan, ada
juga yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang eksak dan kadang kala dalam
bidang humaniora. Oleh karena itu, seorang pendidik yang memahami psikologis
pendidikan yang tinggi dapat memahami perbedaan sehingga ketika menjelaskan
materi harus disesuaikan dengan pemahaman dari peserta didik, baik dari segi
penggunaan bahasa maupun penjelasan sehingga terciptanya proses belajar yang
efisien dan efektif.
e. Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas
Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses
pembelajaran sangat membantu pendidik untuk menyampaikan materi kepada siswa
secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh
pendidik sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan secara efektif.
Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses
belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses
belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam membantu
pendidik agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam
kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.
Psikologi pendidikan mampu menciptakan
kondisi yang kondusif dalam proses pembelajaran, misalnya ketika berhadapan
dengan murid yang memiliki kepribadian yang lemah lembut dengan murid yang
humoris, maka seorang pendidik yang memahami psikologi pendidikan cerdas
memanfaatkan kondisi belajar yang bagus, misalnya ketawa seperlunya saja,
sehingga suasana (iklim) belajar tetap kondusif.
f. Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa.
Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dalam menentukan strategi atau
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan
karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat
perkembangan yang sedang dialami peserta didik.
g. Memberikan Bimbingan kepada Peserta Didik
Seorang pendidik harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak
hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing
bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk
memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan
memungkinkan pendidik untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang
diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.
h. Mengevaluasi
Hasil Pembelajaran
Pendidik harus
melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi.
Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi
pendidikan dapat membantu pendidik dan calon pendidik dalam mengembangkan
evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi,
pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.[6]
D. PERAN PSIKOLOGI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
1.
Peran psikologi dalam bidang sosial
Dalam
berinteraksi sosial di kehidupan sehari-hari tentulah kita dihadapkan pada
keberagaman aspek-aspek sosial di mana di dalamnya mencakup pola kebiasaan,
pemahaman kepribadian, dan pengalaman manusia. Pemahaman terhadap kepribadian
orang lain bisa menjadi salah satu komponen penting yang diperlukan saat
bergaul atau menjalin relasi dengan orang-orang di sekitar. Relasi merupakan
hal yang penting dalam bersosialisasi karena kelak di masa mendatang atau di
saat dibutuhkan sedikit banyak kita akan terbantu dengan keberadaan para relasi
tersebut.
Dalam
kehidupan sehari-hari, hal-hal seperti inilah yang menjadi objek kajian psikologi.
Psikologi bisa masuk di dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Psikologi pula
yang mengambil peran dalam pendekatan-pendekatan pada kehidupan sosial
masyarakat tersebut. Banyak sekali hal-hal kecil yang kadang tidak kita
perhatikan ternyata merupakan salah satu objek kajian dalam psikologi sosial.
Sebagai contoh misalnya adalah ekspresi emosional wajah. Sebagai manusia kita
cenderung memberi penilaian pada seseorang melalui ekspresi wajah. Secara
sederhana ekspresi senyum atau tertawa biasa diartikan sebagai suatu
kegembiraan, dan ekspresi cemberut atau murung biasa diartikan sebagai suatu
kesedihan. Namun hal ini tidak berlaku mutlak, dan di sini lah peran psikologi
sosial dalam menganalisis suatu tanda-tanda personal dan tanda-tanda sosial
yang ada di masyarakat.
Sering pula
dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan suatu prasangka terhadap suatu hal
atau terhadap orang lain. Kita sering sekali memberikan penilaian secara
singkat dan tanpa dasar terhadap suatu hal yang nampak di sekitar kita. Hal ini
yang menjadikan pemahaman sementara kita terhadap suatu hal tersebut menjadi
dugaan awal atau penilaian awal dan berpengaruh besar dalam pemikiran kita.[7]
Manusia adalah
makhluk sosial, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa tergantung di
bergabung dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendiri sebab manusia
membutuhkan orang lain untuk saling berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya. Kajian utama psikologi adalah pada persoalan kepribadian, mental,
prilaku, dan dimensi-dimensi lain yang ada dalam diri manusia ssebagai
individu. Sosiologi lebih mengabdikan kajiannya pada budaya dan struktur sosial
yang keduanya mempengaruhi interaksi, perilaku dan kepribadian. Kedua bidang
ilmu tersebut bertemu di daerah yang dinamakan psiokologi sosial. [8]
2.
Peran psikologi dalam bimbingan dan penyuluhan
Bimbingan dan penyuluhan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami
kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, agar orang tersebut
mampu mengatasi dirinya sendiri, sehingga timbul kemauan atau harapan pada
dirinya untuk kemajuan masa depannya. Jadi, sasaran bimbingan dan penyuluhan
adalah pemberian kecerahan batin.
Sebagai
contoh, dalam kehidupan bermasyrakat seseorang akan mengalami permasalahan, seperti
kurangnya motivasi dalam bimbingan belajar atau pun dalam mengelola suatu desa.
Orang yang memahami psikologi akan membantu membimbing masyarakat agar dapat
terus berkarya dan kreatif dalam segala bidang serta memberikan motivasi dalam
proses pengelolaan desa dan sekolah.
3.
Peran psikologi dalam bidang kepemimpinan
Pengetahuan
tentang leadership dan manajemen tidak sedikit penemuan dalam bidang psikologi,
karena yang dihadapi atau dipimpin adalah manusia atau segolongan manusia
tertentu yang mempunyai sifat atau watak tersendiri. Maka tidak heran apabila
pemimpin pada suatu lembaga tertentu juga menggunakan pendekatan psikologi
dalam beberapa aspek kehidupan. Misalnya :
·
Bagaimana membangkitkan semangat persatuan dan
kesatuan
·
Bagiamana memberi pengarahan untuk menuju suatu
tujuan yang dicita-citakan
· Bagaimana pencegahan dan penanggulangan
kekacauan negara (teror, pemberontakan, kriminal).
4.
Peran psikologi dalam bidang kriminal
Psikologi
kriminal yang mendasari analisanya dengan segi psikologi dalam upaya mengetahui
tipe-tipe kejahatan dengan melihat raut muka, tetapi di samping itu psikologi
juga berusaha menganalisa kejahatan dari sudut kejiwaan tentang macam-macam
frustasi dan tekanan- tekanan jiwa manusia yang menjadi sebab timbulnya
kejahatan.[9]
Peran
psikologi dalam bidang kriminal dapat dilihat dengan adanya psikologi dalam
bidang hukum. Permasalahan hukum tidak hanya permasalahan hukum saja melainkan
juga masalah perilaku manusia. hukum dibuat manusia untuk mengatur prilaku
manusia agar tertib dan teratur namun, namun sering kali hukum menjadi mainan
manusia untuk mewujudkan kepentingannya. Hukum dijadikan alat untuk mencapai
tujuan pribadinya. [10]
E. PERAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES
BELAJAR MENGAJAR
a. Menetapkan
Tujuan Pembelajaran
Tujuan
pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah dilaksanakannya
proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam menentukan bentuk
perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
Menurut Mazwan,
tujuan pembelajaran yaitu bagaimana menciptakan perilaku atau tingkah laku
peserta didik setelah dilakukannya pembelajaran, misalnya ketika belajar
tentang mata pelajaran akhlak, maka setelah dilakukan pembelajaran maka peserta
didik akan terarah kepada akhlak yang baik (akhlak terpuji) serta menjauhkan
diri dari hal-hal yang buruk karena pada pandangan Mazwan sukses tidaknya suatu
pembelajaran sangat tergantung kepada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, pembelajaran dikatakan gagal apabila setelah pembelajaran peserta
didik masih melakukan hal-hal yang buruk. Maka peran psikologi pendidikan dalam
hal ini yaitu menciptakan tujuan pembelajaran sebaik mungkin guna meningkatkan efisiensi
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
b. Penggunaan
Media Pembelajaran
Pengetahuan
tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat
media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual,
sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.
Menurut Pemakalah, psikologi juga berperan dalam menentukan penggunaan media
pembelajaran yang tepat dengan kondisi dan perkembangan psikis seorang
pendidik, misalnya dengan metode belajar sambil bermain untuk anak SMP, ataupun
penggunaan media audio-visual untuk kelancaran proses belajar mengajar,
terlebih ketika anda mengajar struktur atom, maka media merupakan suatu alat
yang sangat penting supaya pendidik mampu memahami materi. Menurut pandangan saya,
sukses tidaknya proses belajar mengajar juga sangat ditentukan oleh penggunaan
media yang tepat.
c. Penyusunan
jadwal Pelajaran
Jadwal
pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya
mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di
awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima
materi pelajaran.
Menurut Pemakalah sendiri, psikologi pendidikan memiliki peran yang sangat esensial bagi
kelancaran suatu kegiatan akademik terutama dalam memanajemenkan atau menyusun
jadwal mata pelajaran yang baik dan tepat berdasarkan psikologis anak, sebagai
contoh mata pelajaran yang bersifat mencari-cari seperti kimia, fisika dan
matematika disusun di jam pertama sekolah, sedangkan mata pelajaran yang di
luar eksak, seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia, Agama dan sebagainya
disusun tidak di jam awal pelajaran. Mengingat bahwa kondisi siswa pada pagi
hari masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.
Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi
pendidikan berperan dalam membantu guru untuk merencanakan, mengatur dan
mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.[11]
BAB III
PENUTUP
Psikologi
pendidikan memiliki beberapa peran sebagai berikut yaitu ; Membantu
mempersiapkan guru dan calon guru; Psikologi pendidikan mempengaruhi perbaikan
serta penyempurnaan kurikulum sekolah; Memahami
Perbedaan Individu (peserta didik); Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas; Pemilihan
Strategi dan Metode Pembelajaran; Memberikan Bimbingan kepada Peserta Didik; serta Mengevaluasi Hasil Pembelajaran.
Psikologi juga memiliki peran bagi
kehidupan manusia, yaitu dalam bidang sosial, bidang bimbingan dan penyuluhan, bidang kepemimpinan dan bidang
kriminal.
Psikologi
pendidikan berperan dalam proses belajar
mengajar yaitu ; Menetapkan Tujuan
Pembelajaran, Penggunaan Media
Pembelajaran serta Penyusunan jadwal Pelajaran.
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku
penyusun tentunya mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam
ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang
di pahami.
Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,
dikarenakan masih dalam tahap pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Ivan Muhammad. Kontribusi Psikologi dalam Penegakan Hukum di Indonesia. Fakultas psikologi uin suska
riau. 2012.
Lester D. Crow & Alice Crow, Educational Psychology, American Book Company, New York, 1958.
M. Alisuf Sabri, Psikologi
Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional, Cv.Pedoman Ilmu jaya,
jakarta.1996.
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Rosda. Jakarta, 1990.
Mustafa Hasan. Perspektif dalam psikologi sosial. Erlangga
: jakarta 2009
Prabowo dan Puspita Wati. Psikologi pendidikan. Gunadarma :
jakarta. 1997
Sofyan S. Willis, Psikologi Pendidikan, Alfabeta Bandung,
Bandung, 2011.
[1]
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,
Rosda. Jakarta,1990. hal.1.
[2]
Sofyan S. Willis, Psikologi Pendidikan, Alfabeta
Bandung, Bandung, 2011. Hal.19
[3]
Lester D. Crow & Alice Crow, Educational
Psychology, Amerikcan Book Company, New York, 1958, hal.7.
[4] Prabowo, dan puspita wati. Psikologi pendidikan. Gunadarma :
jakarta. 1997. Hlm 27
[5]
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan
berdasarkan Kurikulum Nasional, cv. Pedoman Ilmu jaya, Jakarta.1996.
hal.8-9.
[6]
Hutabalian. “Peranan Psikologi
Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar”. Online.
http://hutabalian72.wordpress.com. Diakses 18 Oktober 2015.
[7] http://psikologisosial-c3.blogspot.co.id/2013/09/psikologi-sosial-dalam-kehidupan.html
diakses pada 19 Oktober 2015
[8] Mustafa hasan. Perspektif dalam psikologi sosial. Erlangga
: jakarta 2009. Hlm 24
[9] http://yanuariaeksa.blogspot.co.id/2014/01/makalah-psikologi-dan-pnerapanya-dalam_17.html
diakses pada 19 Oktober 2015.
[10] Agung, ivan muhammad. kontribusi psikologi dalam penegakan hukum
diindonesia. Fakultas psikologi uin suska riau. 2012. Hlm 37.
[11] http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html
diaksespada 18 Oktober 2015.
0 komentar:
Posting Komentar