Slide # 1

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan 2019

Foto Bersama Keluarga Besar Prodi Pendidikan Kimia Bersama Mahasiswa Baru dan Panitia PBAK 2019 Read More

Slide # 2

Family Gathering Chemistry16

Kebersamaan Keluarga Prodi Pendidikan Kimia dengan Leting 2016 Read More

Slide # 3

Pelantikan UKM ALAC Prodi Pendidikan Kimia

Peresmian UKM Sanggar Seni Kimia (SSK) dan Chemistri Language Club (CLC) Read More

Slide # 4

Pelantikan HMP Pendidikan Kimia 2018-2019

Pembukaan dan Penutupan Pelantikan DImeriahkan oleh Sanggar Seni Kimia Read More

Slide # 5

KOMINFO SQUAD

Penanggungjawab Semua Media Pendidikan Kimia Read More

Kamis, 12 Oktober 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang
        Psikologi pendidikan merupakan salah satu ilmu humaniora yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menjawab problema-problema yang berhubungan dengan psikis (kejiwaan) manusia terutama dalam hal pendidikan. Psikologi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan guru dan calon guru yang profesional serta berkompotensi dalam mengajar sebagaimana yang diharapkan sehingga dapat mendidik generasi muda ke arah yang lebih baik. Namun, kenyataannya masih banyak dijumpai dalam lingkungan akademik bahwa seorang pendidik tidak mengerti tentang psikologi seperti pola mengajar yang terlalu cepat sehingga mengganggu proses belajar mengajar.

B.           Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa rumusan masalah  sebagai berikut:
1.      Apa itu psikologi pendidikan?
2.      Bagaimana sejarah psikologi pendidikan?
3.      Apa peran psikologi dalam pendidikan ?
4.      Bagaimana peran psikologi bagi kehidupan manusia?
5.      Apa peran psikologi pendidikan dalam proses belajar mengajar?


6.       
BAB II
PEMBAHASAN

    A.    PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Menurut Ngalim Purwanto (1990 : 1) mengatakan bahwa Psikologi berasal dari kata psysche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang berarti ilmu. Sebenarnya terjemahan tersebut bertitik-tolak dari pandangan dualisme manusia, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian, yakni bagian jasmani dan rohani. Seolah-olah kalau kita mendengar kata “ilmu jiwa”, maka terbayang pada kita bahwa yang dipelajari ialah sesuatu yang tidak kelihatan yang berada dalam diri manusia. Segala sesuatu yang kelihatan, yang bersifat jasmaniah pada diri manusia tidak menjadi persoalan.
Pandangan yang demikian adalah tidak benar, keliru, psikologi adalah ilmu yang mempelajari manusia. Manusia sebagai suatu kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani. Apa yang hendak diselidiki dalam psikologi ialah segala sesuatu yang dapat memberikan jawaban tentang apa sebenarnya manusia itu, mengapa ia berbuat demikian, apa yang mendorongnya berbuat demikian, apa maksud dan tujuan ia berbuat demikian, dengan singkat dapat kita katakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.[1] Pada pandangan pemakalah, contohnya ketika anda melihat seseorang yang mengalami hambatan dalam belajar, maka jika anda mengartikan bahwa psikologi pendidikan hanya membahas tentang jiwa saja, maka anda akan berasumsi bahwa anak tersebut adalah seorang pemalas atau orang memiliki kebiasaan buruk, padahal anda tidak pernah mengetahui kenapa anak  tersebut memiliki hambatan dalam belajar, sebagai seorang pendidik seharusnya anda mengkaji kenapa anak tersebut mengalami masalah belajar. Oleh karena itu, psikologi pendidikan merupakan suatu studi yang membahas tentang perilaku seseorang yang berhubungan dengan proses belajar mengajar sehingga seorang pendidik mengetahui apa sebenarnya yang terjadi kepada manusia itu, kenapa dia berbuat demikian dan sebagainya dengan mempertimbangkan segala pertimbangan yang positif terlebih dahulu.
Psikologi pendidikan (Educational Psychology) secara luas dapat di  terangkan sebagai ilmu psikologi yang menjelaskan dan menerangkan pengalaman belajar dari individu sebagaimana kemajuannya yang di alaminya dari sejak lahir hingga umur tua.[2] Menurut Crow & Crow dalam bukunya dengan judul “Educational Psychology” menerangkan bahwa :

Educational Psychology describes and explains the learning experiences of an individual from birth through old age. Its subject matter is concerned with the conditions that affect learning”. [3]

Pengalaman belajar artinya segala perubahan yang terjadi atau dilakukan seseorang yang berkaitan dengan  proses belajar mengajar, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berakhlak menjadi berakhlak. Ilmu psikologi menurut Crow&Crow juga dapat menjelaskan pengalaman belajar dari individu sebagaimana kemajuannya yang dialaminya. Kemajuan yang dimaksud ialah seperti dalam hal bertambahnya wawasan dan pengalaman dalam proses belajar mengajar. Pengalaman belajar siswa juga dapat ditunjang dengan adanya teknologi dan kemajuan sains dan teknologi di bidang pendidikan.
Menurut Azis Al-Ghifary, psikologi pendidikan adalah sebuah ilmu bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia. psikologi itu sendiri adalah ilmu kejiwaan, atau tingkah laku. Jadi, psikologi pendidikan itu sangat diperlukan dan peran psikologi dalam dunia pendidikan sangat penting. Seperti tingkah laku seseorang, apabila tidak didik dengan jalan sebenarnya atau dengan benar maka tingkah laku seseorang tersebut bisa mengakibatkan hal yang di inginkan. Seperti banyak kejadian sekarang kasus pemerkosaan, pencurin dan lainnya diakibatkan psikolog nya tidak dijalankan dengan benar. Jadi psikolog pendidikan ini menyelidiki masalah-masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Menurut Mazwan, psikologi pendidikan adalah ilmu yang  mempelajari  tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi  studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisiensi di dalam pendidikan. Jadi, jika berbicara psikologi adalah ilmu yang membahas tentang ilmu kejiwaan manusia, jika dalam dunia pendidikan ilmu psikologi ini adalah bagaimana seorang guru bisa menilai karakter sesorang peserta didik dan seorang guru bisa melihat potensi-potensi apa yang dimiliki siswa tersebut.
Menurut Rafi Mariska, Psikologi pendidikan adalah suatu studi yang mempelajari tentang perilaku seorang individu atau manusia yang sangat berhubungan erat dengan pendidikan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam proses belajar mengajar.

      B.     SEJARAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Perkembangan psikologi pendidikan  pada permulaan abad ke-20 ditandai penelian-penelitian psikologi ysng lebih khusus yang memberikan dampak besar terhadap teori-teori dan praktek pendidikan. Tokohnya antara lain Termann, Thorndike, dan jude. Aliran aliran psikologi yang berkembang pada permulaan abad ke 20 yang mempelajari perilaku dan proses belajar dari sudut pandang yang berbeda beda, juga telah memberikan pengaruh terhadap perkembangan teori dan praktek pendidikan.[4]
Ditinjau secara historis dapat dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu filsafat.  Ilmu-ilmu yang lain tergantung dalam filsafat, dan filsafat satu-satunya ilmu pada saat itu. Karena itu ilmu-ilmu yang tergabung dalam filsafat akan dipengaruhi oleh sifat-sifat dari filsafat. Demikian pula halnya dengan psikologi, yang pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat.
Abad 20 terjadi perubahan besar mengenai konsepsi pendidikan dan pengajaran. Perubahan tersebut membawa perubahan pula dalam cara belajar mengajar di sekolah. Dari cara pengajaran lama, murid harus diajar dengan memberi pengetahuan sebanyak mungkin dalam berbagai mata pelajaran, berangsur-angsur beralih menuju ke arah penyelenggaraan sekolah progresif, sekolah kerja, sekolah pembangunan, dan sekolah yang menggunakan cara belajar siswa aktif.
Maka, seiring dengan harapan itu, pendidikan hendaknya berlangsung secara psikologi. Hal itu disebabkan, bahwa pendidikan diselenggarakan untuk anak didik. Jadi dalam pendidikan, perhatian diperuntukkan bagi terwujudnya aktivitas belajar pada anak didik, demi terwujudnya aktivitas belajar yang efektif. Pendidikan yang psikologis dalam arti bahwa pendidikan itu berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik sebagai manusia yang berkembang.

C.     PERAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan dapat dirumuskan secara ringkas yaitu sebagai berikut :

    a. Psikologi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu mempersiapkan guru dan calon guru yang profesional  yang berkompotensi mengajar sebagaimana yang diharapkan.
    b. Psikologi pendidikan mempengaruhi perbaikan serta penyempurnaan kurikulum sekolah sebagai pedoman bagi guru dalam membimbing proses belajar murid yang memadai.
   c. Psikologi pendidikan dapat mempengaruhi ide dan pelaksanaan administrasi dan supervisi pendidikan yang akan dilaksakan oleh pimpinan-pimpinan pendidikan dan penilik sekolah dalam mengelola kelancaran pelaksaan pendidikan di sekolah sejalan dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.[5]
     d.   Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)
Seorang pendidik harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dan calon pendidik dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.
Dalam kaitannya dengan perbedaan, menurut pemakalah perbedaan merupakan hal yang wajar adanya. Setiap orang pasti memiliki perbedaan, ada peserta didik yang mahir dalam bidang pendidikan, ada juga yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang eksak dan kadang kala dalam bidang humaniora. Oleh karena itu, seorang pendidik yang memahami psikologis pendidikan yang tinggi dapat memahami perbedaan sehingga ketika menjelaskan materi harus disesuaikan dengan pemahaman dari peserta didik, baik dari segi penggunaan bahasa maupun penjelasan sehingga terciptanya proses belajar yang efisien dan efektif.
      e.       Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas
Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat membantu pendidik untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh pendidik sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan secara efektif. Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam membantu pendidik agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.
Psikologi pendidikan mampu menciptakan kondisi yang kondusif dalam proses pembelajaran, misalnya ketika berhadapan dengan murid yang memiliki kepribadian yang lemah lembut dengan murid yang humoris, maka seorang pendidik yang memahami psikologi pendidikan cerdas memanfaatkan kondisi belajar yang bagus, misalnya ketawa seperlunya saja, sehingga suasana (iklim) belajar tetap kondusif.
     f.       Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.  
     g.      Memberikan Bimbingan kepada Peserta Didik
Seorang pendidik harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan pendidik untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.
      h.       Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Pendidik harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dan calon pendidik dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.[6]
D.    PERAN PSIKOLOGI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
 1.    Peran psikologi dalam bidang sosial
Dalam berinteraksi sosial di kehidupan sehari-hari tentulah kita dihadapkan pada keberagaman aspek-aspek sosial di mana di dalamnya mencakup pola kebiasaan, pemahaman kepribadian, dan pengalaman manusia. Pemahaman terhadap kepribadian orang lain bisa menjadi salah satu komponen penting yang diperlukan saat bergaul atau menjalin relasi dengan orang-orang di sekitar. Relasi merupakan hal yang penting dalam bersosialisasi karena kelak di masa mendatang atau di saat dibutuhkan sedikit banyak kita akan terbantu dengan keberadaan para relasi tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, hal-hal seperti inilah yang menjadi objek kajian psikologi. Psikologi bisa masuk di dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Psikologi pula yang mengambil peran dalam pendekatan-pendekatan pada kehidupan sosial masyarakat tersebut. Banyak sekali hal-hal kecil yang kadang tidak kita perhatikan ternyata merupakan salah satu objek kajian dalam psikologi sosial. Sebagai contoh misalnya adalah ekspresi emosional wajah. Sebagai manusia kita cenderung memberi penilaian pada seseorang melalui ekspresi wajah. Secara sederhana ekspresi senyum atau tertawa biasa diartikan sebagai suatu kegembiraan, dan ekspresi cemberut atau murung biasa diartikan sebagai suatu kesedihan. Namun hal ini tidak berlaku mutlak, dan di sini lah peran psikologi sosial dalam menganalisis suatu tanda-tanda personal dan tanda-tanda sosial yang ada di masyarakat.
Sering pula dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan suatu prasangka terhadap suatu hal atau terhadap orang lain. Kita sering sekali memberikan penilaian secara singkat dan tanpa dasar terhadap suatu hal yang nampak di sekitar kita. Hal ini yang menjadikan pemahaman sementara kita terhadap suatu hal tersebut menjadi dugaan awal atau penilaian awal dan berpengaruh besar dalam pemikiran kita.[7]
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa tergantung di bergabung dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendiri sebab manusia membutuhkan orang lain untuk saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Kajian utama psikologi adalah pada persoalan kepribadian, mental, prilaku, dan dimensi-dimensi lain yang ada dalam diri manusia ssebagai individu. Sosiologi lebih mengabdikan kajiannya pada budaya dan struktur sosial yang keduanya mempengaruhi interaksi, perilaku dan kepribadian. Kedua bidang ilmu tersebut bertemu di daerah yang dinamakan psiokologi sosial. [8]

2.    Peran psikologi dalam bimbingan dan penyuluhan
            Bimbingan dan penyuluhan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, agar orang tersebut mampu mengatasi dirinya sendiri, sehingga timbul kemauan atau harapan pada dirinya untuk kemajuan masa depannya. Jadi, sasaran bimbingan dan penyuluhan adalah pemberian kecerahan batin.
                 Sebagai contoh, dalam kehidupan bermasyrakat seseorang akan mengalami permasalahan, seperti kurangnya motivasi dalam bimbingan belajar atau pun dalam mengelola suatu desa. Orang yang memahami psikologi akan membantu membimbing masyarakat agar dapat terus berkarya dan kreatif dalam segala bidang serta memberikan motivasi dalam proses pengelolaan desa dan sekolah.

3.    Peran psikologi dalam bidang kepemimpinan
Pengetahuan  tentang leadership dan manajemen tidak sedikit penemuan dalam bidang psikologi, karena yang dihadapi atau dipimpin adalah manusia atau segolongan manusia tertentu yang mempunyai sifat atau watak tersendiri. Maka tidak heran apabila pemimpin pada suatu lembaga tertentu juga menggunakan pendekatan psikologi dalam beberapa aspek kehidupan. Misalnya :
·       Bagaimana membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan
·       Bagiamana memberi pengarahan untuk menuju suatu tujuan yang dicita-citakan
·  Bagaimana pencegahan dan penanggulangan kekacauan negara (teror, pemberontakan, kriminal).

4.    Peran psikologi dalam bidang kriminal
Psikologi kriminal yang mendasari analisanya dengan segi psikologi dalam upaya mengetahui tipe-tipe kejahatan dengan melihat raut muka, tetapi di samping itu psikologi juga berusaha menganalisa kejahatan dari sudut kejiwaan tentang macam-macam frustasi dan tekanan- tekanan jiwa manusia yang menjadi sebab timbulnya kejahatan.[9]
Peran psikologi dalam bidang kriminal dapat dilihat dengan adanya psikologi dalam bidang hukum. Permasalahan hukum tidak hanya permasalahan hukum saja melainkan juga masalah perilaku manusia. hukum dibuat manusia untuk mengatur prilaku manusia agar tertib dan teratur namun, namun sering kali hukum menjadi mainan manusia untuk mewujudkan kepentingannya. Hukum dijadikan alat untuk mencapai tujuan pribadinya. [10]

E.   PERAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
a.       Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
Menurut Mazwan, tujuan pembelajaran yaitu bagaimana menciptakan perilaku atau tingkah laku peserta didik setelah dilakukannya pembelajaran, misalnya ketika belajar tentang mata pelajaran akhlak, maka setelah dilakukan pembelajaran maka peserta didik akan terarah kepada akhlak yang baik (akhlak terpuji) serta menjauhkan diri dari hal-hal yang buruk karena pada pandangan Mazwan sukses tidaknya suatu pembelajaran sangat tergantung kepada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, pembelajaran dikatakan gagal apabila setelah pembelajaran peserta didik masih melakukan hal-hal yang buruk. Maka peran psikologi pendidikan dalam hal ini yaitu menciptakan tujuan pembelajaran sebaik mungkin guna meningkatkan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
b.      Penggunaan Media Pembelajaran
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.
Menurut Pemakalah, psikologi juga berperan dalam menentukan penggunaan media pembelajaran yang tepat dengan kondisi dan perkembangan psikis seorang pendidik, misalnya dengan metode belajar sambil bermain untuk anak SMP, ataupun penggunaan media audio-visual untuk kelancaran proses belajar mengajar, terlebih ketika anda mengajar struktur atom, maka media merupakan suatu alat yang sangat penting supaya pendidik mampu memahami materi. Menurut pandangan saya, sukses tidaknya proses belajar mengajar juga sangat ditentukan oleh penggunaan media yang tepat.

c.       Penyusunan jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.
Menurut Pemakalah sendiri, psikologi pendidikan memiliki peran yang sangat esensial bagi kelancaran suatu kegiatan akademik terutama dalam memanajemenkan atau menyusun jadwal mata pelajaran yang baik dan tepat berdasarkan psikologis anak, sebagai contoh mata pelajaran yang bersifat mencari-cari seperti kimia, fisika dan matematika disusun di jam pertama sekolah, sedangkan mata pelajaran yang di luar eksak, seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia, Agama dan sebagainya disusun tidak di jam awal pelajaran. Mengingat bahwa kondisi siswa pada pagi hari masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru untuk merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.[11]




BAB III
PENUTUP

Psikologi pendidikan memiliki beberapa peran sebagai berikut yaitu ; Membantu mempersiapkan guru dan calon guru; Psikologi pendidikan mempengaruhi perbaikan serta penyempurnaan kurikulum sekolah; Memahami Perbedaan Individu (peserta didik); Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas; Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran; Memberikan Bimbingan kepada Peserta Didik; serta Mengevaluasi Hasil Pembelajaran.
Psikologi juga memiliki peran bagi kehidupan manusia, yaitu dalam bidang sosial, bidang bimbingan dan penyuluhan, bidang kepemimpinan dan bidang kriminal.
Psikologi pendidikan berperan  dalam proses belajar mengajar yaitu ; Menetapkan Tujuan    
Pembelajaran, Penggunaan Media Pembelajaran serta  Penyusunan jadwal Pelajaran.

Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun tentunya mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami.
Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, dikarenakan masih dalam tahap pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Ivan Muhammad. Kontribusi Psikologi dalam Penegakan Hukum di    Indonesia. Fakultas psikologi uin suska riau. 2012.

Lester D. Crow & Alice Crow, Educational Psychology, American Book Company, New York, 1958.

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional, Cv.Pedoman Ilmu jaya, jakarta.1996.

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Rosda. Jakarta, 1990.

Mustafa Hasan. Perspektif dalam psikologi sosial. Erlangga : jakarta 2009

Prabowo dan Puspita Wati. Psikologi pendidikan. Gunadarma : jakarta. 1997

Sofyan S. Willis, Psikologi Pendidikan, Alfabeta Bandung, Bandung, 2011.










[1] M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Rosda. Jakarta,1990. hal.1.
[2] Sofyan S. Willis, Psikologi Pendidikan, Alfabeta Bandung, Bandung, 2011. Hal.19
[3] Lester D. Crow & Alice Crow, Educational Psychology, Amerikcan Book Company, New York, 1958, hal.7.
[4] Prabowo, dan puspita wati. Psikologi pendidikan. Gunadarma : jakarta. 1997. Hlm 27
[5] M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional, cv. Pedoman Ilmu jaya, Jakarta.1996. hal.8-9.
[6] Hutabalian. “Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar”. Online. http://hutabalian72.wordpress.com. Diakses 18 Oktober 2015.
[8] Mustafa hasan. Perspektif dalam psikologi sosial. Erlangga : jakarta 2009. Hlm 24
[10] Agung, ivan muhammad. kontribusi psikologi dalam penegakan hukum diindonesia. Fakultas psikologi uin suska riau. 2012. Hlm 37.

0 komentar: