Slide # 1

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan 2019

Foto Bersama Keluarga Besar Prodi Pendidikan Kimia Bersama Mahasiswa Baru dan Panitia PBAK 2019 Read More

Slide # 2

Family Gathering Chemistry16

Kebersamaan Keluarga Prodi Pendidikan Kimia dengan Leting 2016 Read More

Slide # 3

Pelantikan UKM ALAC Prodi Pendidikan Kimia

Peresmian UKM Sanggar Seni Kimia (SSK) dan Chemistri Language Club (CLC) Read More

Slide # 4

Pelantikan HMP Pendidikan Kimia 2018-2019

Pembukaan dan Penutupan Pelantikan DImeriahkan oleh Sanggar Seni Kimia Read More

Slide # 5

KOMINFO SQUAD

Penanggungjawab Semua Media Pendidikan Kimia Read More

Sabtu, 30 September 2017

Laporan Kimia Organik II tentang Pembentukan Biodiesel
(Artikel Terkait : Makalah Organik II Asam Karboksilat dan Ester)

I.        JUDUL PERCOBAAN          : Pembentukan Biodiesel
II.     TANGGAL PERCOBAAN   : 23November 2016
III.  TUJUAN PERCOBAAN       : Dapat menjelaskan mekanisme reaksi pembentukan biodiesel melalui reaksi transesterifikasi.


IV.             DASAR TEORI                 :
Menurut Erliza (2007:8) menyatakan bahwa biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati baik minyak yang belum digunakan maupun minyak bekas dari penggorengan dan melalui proses transesterifikasi. Biodiesel digunakan sebagai bahan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) untuk motor diesel atau minyak solar. Minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel memiliki beberapa kelebihan, diantaranya sumber minyak nabati mudah diperoleh. Minyak nabati memiliki komposisi asam lemak berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya. Zat penyusun utama minyak lemak (nabati/hewan) adalah trigliserida, yaitu triester gliserol dengan asam-asam lemak (C8-C24). Tujuannya untuk menentukan sifat kimia dan fisika.
Menurut Deli Saputra (2014:42) menyatakan bahwa biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkil ester dari rantai panjang asam lemak yang dipakai untuk bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nabati atau lemak. Biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel dari minyak bumi dan dapat menggantikan minyak bumi dalam banyak khasus. Namun biodiesel sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk diesel petroleum.
Menurut Gita Desmafianti (2013:63) menyatakan bahwa pada biodiesel proses transesterifikasi adalah mengeluarkan gliserin dari minyak dan mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol menjadi alkohol eter atau biodiesel. Biodiesel yang dihasilkan  dari proses transesterifikasi memiliki karakteristik yang berbeda dengan minyak jelanta sebelum direaksikan.

V.                ALAT DAN BAHAN
A.    ALAT
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah magnetic stirrer, gelas kimia 250 mL, gelas ukur 25 mL, tabung reaksi, pipet volum, pipet tetes, dan thermometer.
B.     BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah minyak kelapa (C16H32O2), metal hidroksida (CH3OH), kalium hodroksida (KOH) dan larutan garam.

VI.             PROSEDUR KERJA
1.    Diukur sebanyak 3 mL metanol ke dalam tabung reaksi
2.  Dengan menggunakan pipet volum ditambahkan secara perlahan-lahan 0,5 mL KOH 9 M, kedalam tabung reaksi yang berisi metanol.
3.    Diukur sebanyak 12 mL minyak kelapa yang sudah dipisahkan sampai suhu 40ºC ke dalam tabung reaksi.
4.     Dicampurkan kedua larutan tersebut secara perlahan-lahan dan sambil terus diaduk selama 10 menit
5.    Diamkan campuran tersebut sampai terbentuk dua lapisanm ditambahakan sedikit larutan garam untuk membantu proses pemisahan campuran tersebut
6.    Dipindahkan secara perlahan-lahan lapisan atas yang terbentuk (biodiesel) kedalam tabung reaksi yang bersih dengan menggunakan pipet tetes.
7.    Dicatat hasil pengamatan.
  
VII.          HASIL PENGAMATAN
            A.    SEBELUM PERCOBAAN
NO
NAMA BAHAN
BENTUK
WARNA
1.
C16H32O2
Cairan
Kuning
2.
KOH
Larutan
Tidak berwarna
3.
H2O
Cairan
Tidak berwarna
4.
CH3OH
Larutan
Tidak berwarna
5.
Larutan garam
Larutan
Tidak berwarna

B.     SESUDAH PERCOBAAN
v Pembentukan Biodiesel
Tabung 1 :
·      3 mL CH3OH + 10 tetes KOH → Larutan tidak bewarna
Tabung 2 :
·      12 mL C16H32O2 (minyak kelapa) →Larutan bewarna kuning, suhu 40ºC
Larutan 1 + larutan 2 + larutan garam dan dikocok → Terbentuk dua lapisan, lapisan atas merupakan biodiesel dan lapisan bawah merupakan metal ester.

Lapisan Biodiesel 1,5 mL + sumbu, diuji → Menghasilkan api bebas asap hitam


IX.        PEMBAHASAN
Percobaan kali ini mengenai pembuatan biodiesel dengan tujuannya adalah menjelaskan mekanisme reaksi pembnentukan biodiesel melalui reaksi transesterifikasi. Dimana, biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkil ester dari rantai panjang asam lemak yang dipakai bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nabati atau lemak. Prinsip dari biodiesel merupakan proses transesterifikasi adalah mengeluarkan gliserin dari minyak dan mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol menjadi alkoholeter atau biodiesel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gita Desmafianti (2013:63) dalam buku pengantar teknologi minyak dan lemak pangan.
Berdasarkan percobaan tentang pembentukan biodiesel dimana pada tabung pertama ditambahkan sebanyak 3 mL metanol yang dicampurkan dengan 10 tetes kalium hidroksida yang menghasilkan larutan tidak bewarna. Sedabgkan pada tabung kedua, ditambahkan 12 mL minyak kelapa yang dipanaskan sehingga menghasilkan larutan bewarna kuning pada suhu 40ºC. selanjutnya antara larutan tabung pertama dicampurkan dengan larutan tabung kedua dan ditambahkan larutan garam, selanjutnya dikocok sampai menghasilkan dua lapisan, kemudian diamkan sebentar sehingga terjadi pemisahan, dimana lapisan atas berupa biodiesel sedangkan lapisan bawah berupa lapisan metil ester. Kemudian hasil dari pencampuran larutan tadi yang menghasilkan lapisan biodiesel dan metil ester 1,5 mL dan diuji dengan menggunakan sumbu yang dicelupkan kedalam larutan biodiesel tadi. Kemudian dibakar dan hasilnya adalah menghasilkan api yang bebas asap hitam. Tujuan dari sumbu tersebut dibakar dengan larutan biodiesel adalah untuk melihat hasil, apakah terdapat api ketika dibakar atau terdapat asap hitam. Ternyata percobaan telah sesuai, bahwa ketika dibakar menghasilkan api tanpa asap hitam, karena pembakaran biodiesel yang baik adalah menghasilkan api bebas dari asap hitam.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan percobaan tersebut telah sesuai dengan teori yang dinyatakan  oleh Haryanto (2002:78) bahwa pada pembuatan biodiesel yang paling sering diproduksi adalah metal ester karena metanol mudah didapat dan tidak mahal dibandingkan alkohol lain, dimana metanol merupakan senyawa polar berantai karbon paling pendek, sehingga bereaksi lebih cepat dan dapat melarutkan katalis asam maupun basa.

X.    KESIMPULAN
           Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Larutan Biodiesel ketika dibakar menghasilkan api bebas asap hitam.
2.      Larutan Biodiesel yang bagus terbentuk pada suhu 40ºC.
3.   Ketika campuran larutan ditambahkan dengan larutan garam terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas Biodiesel dan bawah metal ester.
4.    Larutan Biodiesel ketika dibakar mengeluarkan asap hitam, berarti larutan Biodiesel tersebut tidak terbentuk (gagal).
5.      Metanol direaksikan dengan kalium hidroksida menghasilkan larutan tidak bewarna.

XI.             REFERENSI
Desmafianti, Gita. 2013. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Hambali, Erliza. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta : Agromedia Pustaka
Saputra, Deli. 2014. Artikel Pengertian Biodiesel. Jakarta : Erlangga

0 komentar: