Contoh laporan Fisika Dasar I untuk Kimia
PERCOBAAN
I
Judul Percobaan : Alat Ukur Dasar
Hari / Tanggal : Senin, 21 Desember 2015
Tujuan Percobaan : 1. Menggunakan jangka
sorong / mikrometer sekrup sebagai pengukur panjang, tebal dan neraca O’houss
sebagai pengukur massa suatu benda.
2. Menentukan massa jenis
benda homogen yang berbentuk teratur (simetris).
3. Menentukan angka
ketidakpastian hasil pengukurannya.
A. Latar Belakang
Dalam fisika, pengukuran merupakan
salah satu syarat yang tidak bleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi
sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai
fenomena yang sedang dipelajari. Sebelumnya ada baiknya jika kita untuk
mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri. Mengukur
dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu
permasalahan secara kuantitatif, dan jika dikaitkan dengan proses penelitian
atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk
mencari data-data yang mendukungnya.
B. Dasar
Teori
Menurut Nano Koemara
(2008 : hal. 3) jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya apat mencapai
seperatus milimeter. Jangka sorong terdiri dari dua bagian yaitu skala tetap (
tidak dapat digeser ) dan skala nonius ( dapat digeser). Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.
Sebagian keluaran baru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog,
umumnya tingkat ketelitian adalah 0,5 mm untuk jangka sorong dibawah 30 cm dan
0,1 mm untuk yang diatas 30 cm.
Hasil pengukuran jangka
sorong adalah berdasarkan hasil bacaan skala utama ditambah hasil baca skala
nonius dengan patokan angka nol (0) skala nonius. Secara sistematis, dapat
digambarkan sebagai berikut :
H= Su + Sn
Keterangan :
H = Hasil pengukuran jangka sorong
Su = Hasil baca skala utama (cm)
Sn = Hasil baca skala nonius (mm)
-
Mengukur Besaran Panjang.
Dalam setiap
pengukuran baik panjang, massa sebuah benda dan sebagainya diperlukaan alat
ukur. Untuk mengukur panjang benda kita mengenal alat ukur panjang, seperti
mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Alat pengukur massa yaitu neraca
Alat ukur yang paling umum adalah mistar, dimana mistar mempunyai skala
terkecil 1 mm dengan batas ketelitian 0,5 mm atau setengah dari nilai skala terkecilnya. Penggunaan alat
ukur panjang sendiri harus disesuaikan
dengan benda yang akan diukur.
1. Dengan Menggunakan Mistar
Untuk mengukur panjang suatu benda,
dalam kehidupan sehari-hari kita lumrah menggunakan mistar atau penggaris.
Terdapat beberapa jenis mistar sesuai dengan skalanya. Ada mistar yang skala
terkecilnya mm (mistar milimeter) dan ada mistar yang skala terkecilnya cm
(mistar centimeter). Mistar yang sering kita gunakan biasanya adalah mistar
milimeter.
Dengan kata lain, mistar itu
mempunyai skala terkecil 1 milimeter dan mempunyai ketelitian 1 milimeter atau
0,1 cm.Ketika mengukur dengan menggunakan mistar, posisi mata hendaknya
diperhatikan dan berada di tempat yang tepat, yaitu terletak pada garis yang
tegak lurus mistar. Garis ini ditarik dari titik yang diukur. Jika sampai mata
berada diluar garis tersebut, panjang benda yang terbaca bisa menjadi salah.
Bisa saja benda akan terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang
sebenarnya. Akibat dari hal ini adalah terjadinya kesalahan dalam pengukuran
yang biasa disebut kesalahan paralaks
2. Dengan menggunakan Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang
digunakan untuk mengukur diameter, dimensi luar suatu benda, dan diameter dalam
suatu benda. Jangka sorong memiliki 2 bagian, yaitu rahang tetap yang fungsinya
sebagai tempat skala tetap yang tidak dapat digerakkan letaknya, dan rahang
sorong yang fungsinya sebagai tempat skala nonius dan dapat digeser-geser
letaknya untuk menyesuaikan dan mengukur benda. Jangka sorong ini dapat
mengukur dengan ketelitian hingga 0,1 mm.Selain jangka sorong ada alat yang
lebih teliti dari jangka sorong yaitu micrometer sekrup.
3. Dengan menggunakan
Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat yang
digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang benda yang kecil,
dan dimensi luar benda yang kecil. Mikrometer skrup memiliki 3 bagian, yaitu
selubung utama yang fungsinya sebagai tempat skala utama yang akan menunjukkan
berapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap dan tidak dapat
digeser-geser, lalu selubung luar yang fungsinya sebagai skala nonius yang
dapat diputar-putar untuk menggerakkan selubung ulir supaya dapat menyesuaikan
dengan benda yang diukur, dan selubung ulir yang fungsinya sebagai bagian yang
dapat digerakkan dengan cara memutar-mutar selubung luar sehingga dapat
menyesuaikan dengan bentuk benda yang diukur. Mikrometer skrup ini dapat
mengukur dengan ketelitian hingga 0,01 mm.
4. Dengan menggunakan Neraca O’houss
Pengukuran massa banyak di lakukan
dengan menggunakan neraca atau timbangan yang bekerja atas dasar prinsi tuas.
Jenis neraca yang umum digunakan di laboratorium antara lain neraca o’houss, neraca
emas, dan sebagainya. Jenis neraca lain adalah neraca lengan dengan beban
geser.
Neraca O’hauss Neraca
ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311
gram.Batas ketelitian neraca O’haoss yaitu 0,1
gram. Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar
tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan
atau ujung lengan tepat pada garis kesetimbangan , namun sebelumnya pastikan
semua anting pemberatnya terletak tepat pada angka nol di masing-masing
lengan (Musthofa Abi Hamid,2009).
Neraca o’houss berlengan 3:
• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1g.
• Lengan tengah berskala
mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
• Lengan belakang dengan
skala bernilai 10 sampai 10
C. Alat dan Bahan
1.
Jangka sorong
2.
Mikrometer sekrup
3.
Neraca O’houss
4.
Kubus Aluminium
5.
Kelereng
D.
Prosedur Percobaan
1. Diukur massa kubus dan silinder
Aluminium atau kelereng dengan menggunakan neraca O’houss.
2. Digunakan jangka sorong untuk
menggunakan pengukuran panjang sisi-sisi kubus sebanyak 5 kali perulangan pada
posisi yang berbeda-beda.
3. Diukur diameter kelereng dengan
menggunakan mikrometer sekrup sebanyak 5 kali perulangan.
4. Dicatat hasil pengamatan dalam tabel
pengamatan dari hasil pengukuran yang telah dilakukan.
E.
Data Pengamatan
Hasil
Pengamatan Pengukuran pada Kubus Aluminium
NO
|
Su
(cm)
|
Sn
(mm)
|
S=d= Su +
(Sn.Kt)
(cm)
|
V = S³
(cm³)
|
|
1.
|
1,9
|
8
|
|||
2.
|
1,9
|
8
|
|||
3.
|
1,9
|
7,5
|
|||
4.
|
1,9
|
8
|
|||
5.
|
1,9
|
8
|
Hasil Pengamatan Pengukuran pada Kelereng
NO
|
Su cm)
|
Sn (mm)
|
D
|
r = ½. D
|
V =
|
ρ =
|
1.
|
16
|
17
|
||||
2.
|
16
|
29
|
||||
3.
|
16
|
15
|
||||
4.
|
16
|
28
|
||||
5.
|
16
|
12
|
F.
Pengolahan Data
G.
Kesimpulan dan
Saran
1. Kesimpulan
a. Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk
mengukur diameter, dimensi luar suatu benda, dan diameter dalam suatu benda.
Jangka sorong memiliki 2 bagian, yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Jangka
sorong ini dapat mengukur dengan ketelitiaannya 0,1 mm.Mikrometer sekrup adalah
alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang benda
yang kecil, dan dimensi luar benda yang kecil. Mikrometer skrup memiliki ukuran
maksimal 2,5 cm. Mikrometer sekrup ini dapat mengukur dengan ketelitian sangat
tinggi hingga 0,01 mm. Sedangkan Neraca Ohauss Neraca ini berguna untuk
mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban
yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram.Batas ketelitian
neraca Ohauss yaitu 0,01 gram.
b. Massa jenis benda homogen yang terbentuk teratur
(simetris) dapat didefinisikan sebagai massa benda persatuanwaktu. Jadi, benda
yang memiliki massa (m) dan volume (v) mempunyai massa jenis sebesar
dengan satuan SI yaitu kg/ m³
c. Angka ketidakpastian dari kelereng
yaitu 97,76 % sedangkan angka ketidakpastian dari kubus aluminium yaitu 99,68
%.
2.
Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan
saran kepada abang asisten semangatnya sudah fit, lebih ditingkatkan lagi
semangatnya untuk membimbing kami, agar kami dapat mengerti dan memahami apa
yang telah disampaikan, dan kedepannya agar lebih baik lagi.
H.
Tugas dan
Pertanyaan Akhir
1. Tentukan massa jenis kubus dan
kelereng lengkap dengan angka ketidakpastian masing-masing!
Jawab:
a. Massa jenis kubus aluminium
KT = 100 % - KR
= 100 % - 0,322 %
= 99,68 %
b. Massa jenis kelereng
KT = 100 % - KR
= 100 % - 2,24 %
= 97,76 %
2. Tentukan kesalahan relatif antara
massa jenis kubus aluminium dan kelereng!
Jawab:
a.
Kubus Aluminium
KR
=
x 100%
=
x 100%
= 0,322 %
b. Kelereng
KR =
x 100%
=
x 100%
= 2,24 %
Kesalahan
relatif antara keduanya yaitu 1,281 %
3. Simpulkan percobaan yang telah anda
lakukan!
Jawab :
Berdasarkan hasil
percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mengukur panjang suatu
benda maka dapat digunakan jangka sorong. Keteltian jangka sorong adalh 0,1 mm.
Sampel yang digunakan yaitu kubus aluminium. Dengan menggunakan jangka sorong,
didapatkan bahwa massa jenis rata-rata kelima kubus aluminium yaitu 0,2764
kg/m³. Kesalahan relatifnya 0,322 % dan ketidakpastiannya 99,68%. Sedangkan untuk
mengukur panjang benda dengan ukuran maksimum 25 cm dapat digunakan mikrometer
sekrup, ketelitiaannya yaitu 0,01. Sampel yang digunakan adalah kelereng.
Dengan menggunakan mikrometer sekrup didapatkan bahwa massa jenis rata-rata
kelima kelereng yaitu 0,00246 kg/m³. Kesalahan relatifnya 2,24 % dan
ketidakpastiannya 97,76 %. Neraca O’houss digunakan untuk mengukur massa suatu
benda. Dengan menggunakan neraca O’houss, didapatkan bahwa berat atau massa
dari kubus aluminium adalah 21,4 gram atau 0,0214 kg. Sedangkan kelereng adalah
5,5 gram atau 0,0055 kg.
1 komentar:
Sangat membantu
Posting Komentar