Definisi Ontologi Rafi Mariska
Ontologi merupakan ilmu
pengetahuan yang paling universal dan paling menyeluruh. Penyelidikannya
meliputi segala pertanyaan dan penelitian lainnya yang lebih bersifat bagian.
Ia merupakan konteks untuk semua konteks lainnya, cakrawala yang merangkum semua
cakrawala lainnya, pendirian yang meliputi segaa penderian lainnya.[1]
Menurut Kamus Filsafat, Ontologi
dalam bahasa inggris “ontology”; dari
bahasa Yunani on, ontos (ada,
keberadaan) dan logos (studi, ilmu
tentang). Ada beberapa pengertian dasar mengenai apa itu “ontologi” 1 .
Pertama, ontologi merupakan studi tentang ciri-ciri “esensial” dari Yang Ada
dalam dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-hal yang ada secara
khusus. Dalam mempelajari ‘yang ada’ dalam bentuknya yang sangat abstrak studi
tersebut melontarkan pertanyaan seperti “Apa itu Ada dalam dirinya sendiri?”
Kedua, ontologi juga bisa mengandung pengertian sebuah cabang filsafat yang
menggeluti tata dan struktur realitas dalam arti seluas mungkin, yang
menggunakan katagori-katagori seperti : ada/menjadi, aktualitas/potensialitas,
esensi, keniscayaan dasar, yang ada sebagai yang ada. Ketiga, ontologi bisa
juga merupakan cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat Ada yang
terakhir, ini menunjukan bahwa segala hal tergantung padanya bagii
eksistensinya. Keempat, Ontologi juga mengandung pengertian sebagai cabang
filsafat yang melontarkan pertanyaan, apa arti Ada dan Berada dan juga
menganalisis bermacam-macam makna yang memungkinkan hal-hal dapat dikatakan
Ada. Kelima, Ontologi bisa juga mengandung pengertian sebuah cabang filsafat a)
menyelidiki status realitas suatu hal misalnya “apakah objek pencerapan atau
persepsi kita nyata atau bersifat ilusif (menipu)? “apakah bilangan itu nyata?”
“apakah pikiran itu nyata?” b) menyelidiki apakah jenis realitas yang dimiliki
hal-hal (misalnya, “Apa jenis realitas yang dimiliki bilangan? Persepsi?
Pikiran “ dan c) yang menyelidiki realitas yang menentukan apa yang kita sebut
realitas. Dari beberapa pengertian dasar tersebut bisa disimpulkan bahwa ontologi
mengandung pengertian “pengetahuan tentang yang ada”[2]
Sedangkan
menurut Jujun S. Suriasamantri mengatakan bahwa ontologi membahas apa yang
ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain
suatu pengkajian mengenai yang “ada”. Jadi dapat disimpulkan bahwa ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan Kenyataan yg
asas, baik yang berbentuk jasmani / konkret, maupun rohani / abstrak.[3]
Ontologi merupakan salah
satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani.
Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani
yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal
seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan
orang masih belum membedakan antara penampakan dengan kenyataan.
Thales terkenal bebagai filsuf yang
pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam
yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah
pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu
substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri
sendiri).[4]
[1] Anton Bakker. Ontologi atau Metafisika Umum. (Yogyakarta:Kanisius, 1992). Hal. 20.
[3] Suriasumantri,
Jujun S. Pengantar Ilmu
dalam Perspektif. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2009. Hal. 5.
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi
diakses pada 17 November 2015
0 komentar:
Posting Komentar