Slide # 1

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan 2019

Foto Bersama Keluarga Besar Prodi Pendidikan Kimia Bersama Mahasiswa Baru dan Panitia PBAK 2019 Read More

Slide # 2

Family Gathering Chemistry16

Kebersamaan Keluarga Prodi Pendidikan Kimia dengan Leting 2016 Read More

Slide # 3

Pelantikan UKM ALAC Prodi Pendidikan Kimia

Peresmian UKM Sanggar Seni Kimia (SSK) dan Chemistri Language Club (CLC) Read More

Slide # 4

Pelantikan HMP Pendidikan Kimia 2018-2019

Pembukaan dan Penutupan Pelantikan DImeriahkan oleh Sanggar Seni Kimia Read More

Slide # 5

KOMINFO SQUAD

Penanggungjawab Semua Media Pendidikan Kimia Read More

Minggu, 08 Oktober 2017

Sajian Kue Apam Di malam Israk Mi’raj dan Keberadaannya di Kalangan Masyarakat Aceh

Oleh Liwaul Hamdi*
kue apam
      Rajab adalah salah satu bulan dari 12 bulan yang ada dalam kalender Hijriyah. Bulan Rajab termasuk kedalam salah satu dari empat bulan haram (Muharram, Rajab, zulka’edah, Zulhijjah). Diantara malam-malam di bulan Rajab terdapat satu malam yang istimewa yaitu malam israk mi’raj karena pada malam ini Rasulullah saw. Melakukan perjalanan dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa dan menghadap Allah swt untuk mengambil ibadah salat. Dimalam israk mi’raj masyarakat muslim memperingati nya dengan bermacam ibadah sunat.
       Di kalangan masyarakat Aceh sendiri khususnya, didalam memperingati malam israk mi’raj terdapat keunikan tersendiri disamping melaksanakan ibadah-ibadah sunat. Keunikan itu berupa makan kue apam bersama yang sudah menjadi tradisi dikalangan masyarakat Aceh dari zaman nenek moyang terdahulu. Kue apam merupakan sajian khas yang telah diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang orang Aceh.
          Bunda, begitu akrab sapaannya, ia adalah salah seorang yang membuat dan menerima pesanan kue apam untuk malam israk mi’raj. Ia membuat lebih dari 2000 buah kue apam pada setiap menjelang malam israk mi’raj, kue-kue itu akan disajikan untuk jamaah pada malam israk mi’raj. Selain itu dia juga berharap agar masyarakat Aceh terus menghadirkan kue apam, tidak pada malam israk mi’raj saja dan juga pedagang kue agar dapat menghadirkan kue apam dalam barang dagangannya, tutupnya.
        Marzuki didalam tulisannya mengatakan bahwa “kue apam adalah salah satu sajian yang disajikan oleh Aneuk Blang (petani) pada saat kenduri Blang (sawah), kenduri ini juga akrab disebut dengan “kenduri apam”.
          Hemat penulis, keberadaan kue apam di kalangan masyarakat Aceh tidak dapat dipisahkan karena kue apam merupakan suatu budaya yang telah diwariskan secara turun temurun, terlebih pada acara-acara besar Islam seperti israk mi’raj dan kenduri Blang (sawah) kue apam selalu di hadirkan. Namun keberadaan kue apam ini perlu dilestarikan dan di promosikan ke masyarakat luas melalui destinasi wisata kuliner Aceh, agar keberadaan nya tidak menjadi asing di lingkungan masyarakat moderen. Mengingat persaingan sengit dikalangan wisata kuliner modern yang gencar di promosikan sehingga keberadaan kue apam terancam terpinggirkan. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya perhatian masyarakat Aceh terhadap kue apam.
        Kue apam dalam bahasa Indonesia berarti kue serabi. Hal ini perlu diketahui masyarakat luas sebagai warisan budaya yang mulai terlupakan.

*Biodata Penulis
Nama: liwaul hamdi
Mahasiswa pkm leting 2016, yang juga menjabat sebagai komting di angkatan tersebut. Pria kelahiran 27 april 1999 ini juga tercatat aktif sebagai santri di rq center dan kader Kammi uin arraniry.

0 komentar: