BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada dasarnya, tujuan pendidikan Nasional di Indonesia
tentu saja bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia ini
sendiri, yakni Pancasila. Sebagai implikasi dari nilai-nilai filsafat pancasila
yang di anut bangsa Indonesia, dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional
seperti terdapat dalam UU no. 20 Tahun 2003, yaitu: “Pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun
1945”. Pendidikan nasional ini berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang berikmanan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan
(sekolah) akan sangat tergantung pada manajemen pendidikannya. Karena manajemen
pendidikan ini memiliki komponen-komponen pendukung pelaksanaan pendidikan,
seperti: kurikulum, pembiayaan, peserta didik, tenaga pelaksana dan juga sarana
dan prasarana. Komponen-komponen ini merupakan suatu kesatuan dalam upaya
mencapai tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa suatu komponen
tidak lebih penting dari komponen lainnya, karena satu sama lain saling mendukung.[2]
Dalam memperoleh pendidikan ini sendiri memerlukan banyak
sekali biaya. Karena pada dasarnya pendidikan ini sangatlah mahal harganya. Namun,
pendidikan tetaplah harus kita miliki. Sebagaimana pepatah mengatakan
“tuntutlah ilmu dari buaian sampai tiang lahat”.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan dipecahkan disini
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Apa itu manajemen pendidikan?
2. Bagaimana fungsi-fungsi manajemen pendidikan?
3. Apa manfaat mempelajari manajemen pendidikan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun beberapa tujuan yang akan disampaikan dalam
penulisan makalah ini antara lain adalah sebagaia berikut:
1. Dapat mengetahui apa manajemen pendidikan.
2. Dapat mengetahui fungsi-fungsi manajemen
pendidikan.
3. Dapat mengetahui manfaat dari mempelajari
manajemen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen Pendidikan
Manajemen merupakan proses mengatur, mengelola,
memberdayakan segala sumber yang ada di lingkungan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Manajemen ini sangat berperan
penting dalam terlaksananya atau berjalannya suatu proses pendidikan yang baik.
Secara sederhana menejemen pendidikan merupakan proses
manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala
sumber secara efesien untuk mencapai tujuan secara efektif. Menurut Brubecker
menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses timbal balik antara kepribadian
individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan.[3]
Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan di sini adalah
suatu upaya yang diciptakan untuk membantu kepribadian individu tumbuh dan
berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan. Manajemen pendidikan ini memiliki
tujuan tersendiri yaitu agar pelaksanaan suatu usaha terancang secara
sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga
mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien.[4]
1.
Produktivitas
Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil
yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input).
Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas
output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja dan
sumber daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dsb).
Produktivitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang,
produktivitas ini digambarkan dari ketetapan menggunakan metode atau cara kerja
dan alat yang tersedia sehingga volume
dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia dan
mendapat respons positif dan bahkan mendapat pujian dari orang lain atas hasil
kerjanya. Kajian terhadap produktivitas secara lebih konferhensif adalah
keluaran yang banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan
penyelenggaraan pendidikan.
2.
Kualitas
Menunjukan pada suatu ukuran penilaian atau penghargaan
yang diberikan atau dikenakan kepada barang (products) atau jasa (service)
tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan kinerja. Jasa
pelayanan atau produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau
harapan pelanggannya. Dengan demikian mutu adalah jasa atau produk yang
menyamai bahkan melebihi harapan pelanggan sehingga pelanggan mendapatkan
kepuasan.
3.
Efektivitas
Efektivitas merupakan ukuran keberhasilan atau tujuan
yang dicapai. Menurut Sergiovani (1987:33) yaitu: “Kesesuaian yang dicapai
organisasi dengan tujuan”. Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari
kepemimpinan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya,
siswa, kurikulum, sarana-prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan
masyarakat, pengelolaan bidang khusus.
4.
Efisiensi
Efisensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu
dengan betul, sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan atau efektivitas
adalah perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai, efesiensi lebih
ditekankan kepada perbandingan antara input atau sumber daya dengan output.
Suatua kegiatan dikatan efesien apa bila tujuann dapat dicapai secara optimal
dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal. Efesiensi pendidikan
adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efesiensi waktu,
biaya, tenaga dan sarana.
B.
Fungsi - Fungsi Manajemen Pendidikan
Manajemen fungsional dengan pengertiannya yang terus
berubah dan berkembang secara dinamis, ternyata tidak berbeda dengan
unsur-unsur yang menggambarkan fungsi-fungsinya. Adapun beberapa fungsi dari manajemen adalah sebagai
berikut:
1.
Perencanaan (Planning)
Setiap dan semua organisasi merupakan sebuah wadah yang menghimpun sejumlah manusia (dua
orang atau lebih) karena memiliki kepentingan yang sama dan memenuhi
kebutuhannya sebagai manusia. Kepentingan yang sama itu dikristalisasikan
menjadi tujuan bersama sebagai salah satu unsur organisasi, yang harus dicapai
melalui kerjasama yang efektif dan efesien sebagai dinamika organisasi. Untuk
mewujudkan kebersamaan seperti itu agar tujuan dapat dicapai, dalam
mengimplementasikankegiatan manajemen di lingkungan suatu organisasi diawali
dengan membuat perencanaan.[5]
2.
Organizing
Setelah menyusun rencana, selanjutnya diperlukan penyusunan
atau pengelompokan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan dan akan
dilaksanakan dalam rangka usaha kerja sama tersebut. Dapat disimpulkan dengan Mengelompokan atau
menetukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan tersebut.[6]
3.
Penyusunan Personil
Apabila telah disusun dan diatur susunan pekerjaan, jenis
dan macamnya, luas dan bidang pekerjaan, pimpinan akan lebih mudah mengisi
dengan tenaga-tenaga yang sesuai dengan tingkatan dan jenis pekerjaan atau
kegiatan. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Pengetahuan dan keterampilan apa yang
diperlukan untuk mengisi masing-masing formasi yang dibutuhkan dalam kegiatan.
b. Pengadaan tenaga-tenaga yang di perlukan.
c. Bagaimana mengadakan seleksi.
d. Menempatkan ke dalam fungsi dan tanggung jawab
yang sesuai dan serasi.
e. Penghargaan bagi tenaga berprestasi untuk
merangsang kegairahan dan motivasi.
f. Memberikan bimbingan dan penyuluhan,
pengarahan yang lebih efesien dan efektif.
4.
Pengarahan
Mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah
tujuan-tujuan, kegiatan ini meliputi antara lain:
a. Memberikan penerangan, penjelasan, informasi
tentang kegiatan yang berhubungan secara menyeluruh terhadap tujuan yang hendak
dicapai.
b. Mengeluarkan peraturan, perintah, intruksi
dalam rangka pelaksanaan.
c. Memberikan contoh-contoh dalam cara bekerja
dan memperlihatkan sikap yang baik (keteladanan).
d. Mengadakan pengawasan.
e. Dapat mengemukakan kebaikan dan keburukan atau
kekurangan dalam pekerjaan.
f. Mengadakan koreksi terhadap kekurangan atau
kelemahan dan meniadakan hambatan dan rintangan.
5.
Pengkoordinasian
Mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan
sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif
dimana perlu. Yang mana meliputi tugas-tugas berikut:
a. Setiap kegiatan atau petugas dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan cara dan dalam waktu yang telah
ditentukan atau sesuai dengan ketentuan yang berklaku.
b. Menghindarkan bagian atau petugas yang menghambat
atau merugikan pekerjaan dalam rangka kerjasama, jangan merugikan bagian atau
petugas lain.
c. Menghindarkan tumpang tindih yang dapat
menimbulkan kesalahpahaman, kekacauan atau membingungkan.
d. Menunmpuk dan mengembangkan sikap saling
percaya dan kerjasama, baik antara sesama petugas maupun antar pekerjaan.
e. Menghindarkan dan menyelesaikan segala macam
perbedaan pendapat atau pertentangan yang akan menghambat atau pertentangan
yang akan menghambat usaha kerjasama.
f. Menghindarkan kompetisi yang tidak sehat.
g. Memupuk rasa persatuana dan kesatuan dengan
pengertian setiap unsur baik petugas maupun pekerjaan tidak terlepas dari usaha
sebagai suatu keseluruhan.
6.
Pelaporan
Dalam pelaporan hal-hal yang perlu diperhatikan antara
lain :
a. Apa yang harus dicatat.
b. Bagaimana cara mencatanya.
c. Bagaimana menyimpan secara teratur dan
sistematis, sehingga mudah ditemukan kembali apabila diperlukan.
d. Apa yang harus dilaporkan dan kepada siapa
laporan tersebut disampaikan.
e. Bagaimana menelaah laporan tersebut dalam
rangka peningkatan atau pengembangan.
7.
Penganggaran
Kegiatan penganggaran meliputi:
a. Perencanaan dan penyusunan anggaran disusun
sesuai dengan mata anggaran atas dasar rencana anggaran.
b. Mencari dan mengusahakan sumber-sumber biaya.
c. Mengatur pemasukan atau pengeluaran.
d. Membuat pencatatan atau pembukuan.
e. Membuat laporan keuangan.
8.
Penilaian
Penilaian bertujan untuk mengetahui sampai dimana tujuan
yang telahn ditetapkan dapat dicapai, kegiatan mana yang belum diselesaikan
atau yang sedang dalam penyelesaian. Kegiatan dari penilain ini antara lain:[7]
a. Mempelajari perkembangan usaha atau kegiatan
secara terus menerus dengan cara pemantauan, sehinga dapat diketahui dengan
segera segala sesuatu faktor yang menghambat dan faktor-faktor pendukung dalam
kegiatan tersebut.
b. Mengadakan pengukuran tingkat keberhasilan
suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan program-program tertentu.
c. Mengadakan berbagai usaha untuk memecahkan
berbagai hambatan yang timbul demi kelancaran kegiatan pekerjaan.
Sedangkan fungsi manajemen
pendidikan Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin dan Coulter
yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim yaitu : Perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
1.
Fungsi
Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika
hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja
agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula
halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang
benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam.
Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan
dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi
keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap
orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan
dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18
yang artinya :
“Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Surah
Al Hasyr [59] : 18)
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan
Islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus
jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah
perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga
kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.
Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada
lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan,
yaitu :
· Ketelitian dan
kejelasan dalam membentuk tujuan.
· Ketepatan waktu dengan
tujuan yang hendak dicapai.
· Keterkaitan antara
fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab operasional, agar
mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai.
· Perhatian terhadap
aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat, mempertimbangkan
perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap
operasionalnya atau dengan mitra kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa
dicapai, dan kesiapan perencanaan melakukan evaluasi secara terus menerus dalam
merealisasikan tujuan.
· Kemampuan organisatoris
penanggung jawab operasional.
Sementara itu menurut Ramayulis (2008:271)
mengatakan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :
· Penentuan prioritas
agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan agar
melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat
dan bahkan murid.
· Penetapan tujuan
sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil
pendidikan
· Formulasi prosedur
sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
· Penyerahan tanggung
jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas
berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan
berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah
perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.
2.
Fungsi
Pengorganisasian (organizing)
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya
untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi
suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa
diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
Menurut Terry (2003:73) pengorganisasian merupakan
kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber
yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan sukses.[8]
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata
wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan
secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam
sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan (Didin dan Hendri, 2003:101)[9]
Sementara itu Ramayulis (2008:272) menyatakan bahwa
pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur,
aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara
transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Isla, baik yang bersifat
individual, kelompok, maupun kelembagaan.[10]
Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam
akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten
dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah.
Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses
pengelolaan lembaga pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer
pendidikan Islam.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pengorganisasian
merupakan fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu
berat untuk ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan
tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif.
Banyak pikiran, tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus
dikoordinasi bukan saja untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan,
tetapi juga untuk menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok
tersebut terhadap keinginan keterampilan dan pengetahuan.
3.
Fungsi
Pengarahan (directing).
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada
rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan
bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen,
yaitu pengarah, yang diberi pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan.
Pengarah adalah orang yang memberikan pengarahan berupa perintah, larangan, dan
bimbingan. Yang diberipengarahan adalah orang yang diinginkan dapat
merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan
pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan. Sedangkan metode
pengarahan adalah sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan.
Dalam manajemen pendidikan Islam, agar isi
pengarahan yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan dapat
dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan
beberapa prinsip berikut, yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan,
kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang berupa perintah, larangan,
maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan di luar kemampuan si penerima
arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu
dapat dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima pengarahan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi
pengarahan dalam manajemen pendidikan Islam adalah proses bimbingan yang di
dasari prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau
melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh dan bersemangat disertai
keikhlasan yang sangat mendalam.
4. Fungsi
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan
pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri
(2003:156) menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk
meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.[11]
Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan
sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya
perencanaan secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun spiritual.
Menurut Ramayulis (2008:274) pengawasan dalam pendidikan
Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan
spiritual, monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan
metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik
tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencaan yang telah
disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas
yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih
mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh
nilai-nilai keislaman.[12]
C.
Manfaat Mempelajari Manajemen Pendidikan
1. Terwujudnya
suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan
dan bermakna.
2. Terciptanya
peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Terpenuhinya
salah-satu dari 5 kompetensi tenaga
kependidikan tertunjangnya
kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer).
4. Tercapainya
tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
5. Terbekalinya
tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen
pendidikan).
6. Teratasinya
masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya.
7. Terciptanya
perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel.
8. Meningkatkan
citra positif pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara sederhana menejemen pendidikan
merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan
mendayagunakan segala sumber secara efesien untuk mencapai tujuan secara efektif.
Menurut Brubecker menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses timbal balik
antara kepribadian individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan.
Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan
disini adalah suatu upaya yang di ciptakan untuk membantu kpribadian individu
tumbuh dan berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan. Manajemen pendidikan ini
memiliki tujuan tersendiri yaitu agar pelaksanaan suatu usaha terancang secara
sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan kengkap sehingga
mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien.
Manajemen fungsional dengan pengertiannya yang terus
berubah dan berkembang secara dinamis, ternyata tidak berbeda dengan
unsur-unsur yang menggambarkan fungsi-fungsinya. Adapun beberapa fungsi dari manajemen adalah sebagai
berikut: Perencanaan (Planning), Organizing, Penyusunan Personil,
Pengarahan, Pengkoordinasian, Pelaporan, Penganggaran, Penilaian.
B.
Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun tentunya
mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam ejaan, pilihan
kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami.
Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,
dikarenakan kami masih dalam tahap pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Sudarsyah, dkk, “Manajemen
Pendidikan”, Bandung: Alfabeta, 2013.
A. W. Widjaya,
“Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen”,
Jakarta: PT Bina Aksar, Jild 1, 1987.
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, “Manajemen
Syariah dalam Prkatik”, Jakarta: Gema Insani, 2003.
George R Terry, “Prinsip-prinsip Manajemen”, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
George R
Terry, dkk, “Dasar-dasar Manajemen”, Jakarta:
PT. Bumi Aksara, Jild 11, 2009.
Hadari Nawami,
“Manajemen Strategik Organisasion Bidang
Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan”, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2003.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, “Kalam Mulia”, Jakarta, 2008.
Tim Dosen
Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen
Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2013.
Yati Siti Mulyati, dkk, “Manajemen Pendidikan”, Bandung: Alfabeta, 2013.
[1] Asep
Sudarsyah, dkk, “Manajemen Pendidikan”,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hal 189.
[2] Tim Dosen
Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 202.
[3] Yati Siti
Mulyati, dkk, “Manajemen Pendidikan”,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hal 85.
[4] Yati Siti
Mulyati, dkk, “Manajemen Pendidikan”,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hal 88-89.
[5] Hadari
Nawami, “Manajemen Strategik Organisasion
Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan”, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2003), hal 52.
[6] George R
Terry, dkk, “Dasar-dasar Manajemen”,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, Jild 11, 2009), hal 9.
[7] A. W.
Widjaya, “Perencanaan Sebagai Fungsi
Manajemen”, (Jakarta: PT Bina Aksar, Jild 1, 1987), hal 9-12.
[8] George R Terry, “Prinsip-prinsip Manajemen”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). hal.73.
[9] Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, “Manajemen
Syariah dalam Prkatik”, (Jakarta: Gema Insani, 2003),
hal.101.
[10] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, “Kalam Mulia”, (Jakarta, 2008), hal.272.
[11] Didin Hafidudin, dkk, “Manajemen Syariah
dalam Prkatik”....hal.156.
0 komentar:
Posting Komentar