PERCOBAAN
II
I.
JUDUL
PECOBAAN : Beberapa Sifat Golongan Alkali
Tanah
II.
TANGGAL
PERCOBAAN : 10 November 2015
III.
TUJUAN
PERCOBAAN : Mempelajari Sifat Unsur Alkali Tanah
IV. DASAR
TEORI :
Menurut
Safrijal dan Haris Munandar (2015: 5), “Unsur-unsur blok s dalam sistem priodik
adalah unsur-unsur yang paling reaktif. Semua unsur alkali sangat reaktif.
Unsur-unsur alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan dengan unsur alkali.
Kereaktifan unsur alkali menunjukan kecenderungan perubahan jelas. Dalam
percobaan ini akan dipelajari beberapa sifat dari Mg dan Ca”.
Menurut
Sri Lestari (2004: 27), “Unsur alkali tanah merupakan logam golongan II A dalam
sistem priodik. Golongan ini dinamakan golongan alkali tanah karena unsur ini
agak sukar larut dalam air dan tetap stabil pada temperatur tinggi, kecuali Be.
Semua unsur alkali tanah jika bereaksi dengan air akan membentuk basa kuat dan
Ca, Mg, Sr, dan Ba terdapat dalam mineral-mineral larut dalam air”.
Menurut
Isnardiyanti (2008: 40), “Logam alkali tanah dapat bereaksi dengan udara
membentuk oksida, hidroksida atau karbonat yang merupakan suatu peroses korosi
kecuali berelium dan magnesium. Jika dipanaskan dengan suhu tinggi maka seluruh
logam alkali akan membentuk oksigen dan nitrit. Jika logam alkali tanah
dipanaskan dengan belerang, maka akan dihasilkan senyawa sulfide”.
V.
ALAT
DAN BAHAN
a.
Alat
Beberapa
alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, penjepit tabung, pipa pengatur
gas, gelas kimia 400 ml dan corong.
b.
Bahan
Beberapa
bahan yang digunakan antara lain: kertas indikator, larutan indicator, serbuk
magnesium, pita magnesium, logam kalsium, magnesium oksida (MgO), barium
hidroksida (Ba(OH)2), magnesium klorida (MgCl2), kalsium
klorida (CaCl2), magnesium karbonat (Mg(CO3)2),
kalsium karbonat (Ca(CO3)2), barium karbonat (Ba(CO3)2)
dan air kapur.
VI.
PROSEDUR
KERJA
a.
Reaksi
Dengan Air
1.
Dimasukan
sekeping logam magnesium kedalam air dingin yang terdapat didalam gelas kimia.
2.
Diamati
reaksi dan diperiksa hasil reaksi.
3.
Selanjutnya
diulang dengan menggantikan logam magnesium dengan logam kalsium.
b.
Sifat
Asam-Basa
1. Kedalam
tabung reaksi masing-masingdimasukan kurang lebih 0,01 gram magnesium oksida,
kalsium hidroksida dan barium hidroksida.
2.
Ditambahkan
10 ml air kedalam masing-masing tabung reaksi, kemudian dikocok.
3.
Ditambahkan
2 tetes larutan indikator PP kedalam masing-masing tabung. Diperiksa pH larutan
masing-masing tabung.
c.
Hidrolisis
Klorida
Klorida ion melarut didalam aiar membentuk ion hidrat sederhana.
Banyak klorida kovalen atau agak kovalen, mengalami hidrolisis menghasilkan
klorida dan oksida atau hidroksidanya. Misalnya aluminium klorida bereaksi air
membentuk aluminium hidroksida.
AlCl3
+ 3H2O → Al(OH)3 + 3HCl
Kekuatan
hidrolisis alkali tanah dapat diperiksa dengan cara memanaskan klorida hidrat
dan memeriksa gas hidrogen klorida. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.
Dipanaskan
klorida hidrat dari magnesium, kalsium
dan barium dalam tabung reaksi.
2.
Diperiksa
asam klorida yang terbentuk.
d.
Kestabilan
Termal Karbonat
1. Dipanaskan
masing-masing garam karbonat yang kering dari magnesium, kalsium, barium dalam
tiga tabung reaksi.
2. Dipanaskan
sampai bebrapa menit. Dicatat cepatnya timbul gas dan tingkat kekeruhan air
kapur.
e.
Kelarutan
Beberapa Unsur Alkali Tanah
1.
Dimasukan
2 ml larutan ion logam alkali tanah (Mg2+, Ca2+, Ba2+)
dalam tabung reaksi berbeda.
2. Ditambahkan
larutan yang sama ion hidroksida 0,1 M kedalam masing-masing tabung. Dicatat
endapan yang terbentuk.
3. Dilakukan
percobaan yang mirip tetapi sebagai pengganti ion hidroksida gunakan ion sulfat
dan ion karbonat.
VII.
HASIL
PENGAMATAN
A.
Sebelum
Percobaan
NO
|
NAMA BAHAN
|
BENTUK
|
WARNA
|
1
|
Mg
|
Lempengan
|
Silver
|
2
|
MgO
|
Serbuk
|
Putih
|
3
|
Ba(OH)2
|
Serbuk
|
Putih
|
4
|
Mg(OH)2
|
Serbuk
|
Putih
|
5
|
CaCl2
|
kristal
|
Putih
|
6
|
MgCO3
|
Kristal
|
Putih
|
7
|
CaCO3
|
Kristal
|
Putih
|
8
|
BaCO3
|
Kristal
|
Putih
|
9
|
Ca
|
Butiran
|
Putih
|
10
|
H2O
|
Cairan
|
Tidak berwarna
|
11
|
Ca(OH)2
|
Serbuk
|
Putih
|
12
|
MgCl2
|
Kristal
|
Putih
|
13
|
BaCl2
|
kristal
|
Putih
|
B.
Sesudah
Percobaan
1.
Reaksi
Dengan Air
Ca + H2O → gelembung-gelembung, larutan tidak berwarna
dan cepat bereaksi di air dingin.
Mg + H2O → tidak ada reaksi, Mg tidak bereaksi dengan
air dingin.
2.
Sifat
Asam-Basa
Mg +
H2O → larutan tidak berwarna + PP → larutan berwarna ungu dan pH=
10.
Ca + H2O → larutan berwarna putih keruh + PP → larutan
berwarna ungu dan pH= 11.
Ba + H2O → larutan berwarna putih keruh + PP → larutan
berwarna ungu dan pH= 13.
3.
Hidrolisis
Klorida
MgCl2
(dipanaskan) → cepat bereaks dan kertas lakmus berwarna merah.
CaCl2 (dipanaskan) → tidak cepat bereaksi dan kertas
lakmus berwarna kemerah-merahan.
BaCl2
(dipanaskan) → tidak terjadi reaksi.
4.
Kelarutan
Beberapa Unsur Alkali Tanah
MgCl2
+ H2SO4 → larutan tidak berwarna.
CaCl2
+ H2SO4 → terdapat endapan dan tidak berwarna.
BaCl2
+ H2SO4 → larutan keruh dan terdapat endapan.
Mg +
N2CO3 → larutan putih keruh.
Ca +
N2CO3 → larutan putih keruh.
Ba +
N2CO3 → endapan putih pekat.
Mg +
NaOH → endapan putih keruh.
Ca +
NaOH → endapan berbentuk glatin dan sedikit larut.
Ba +
NaOH → tidak terbentuk endapan dan larutan lebih larut serta tidak berwarna.
VIII.
REAKSI
PERHITUNGAN
1.
Ca +
H2O → Ca(OH)2
2.
Mg2+
+ OH- → Mg(OH)2
3.
Mg2+
+ SO42- → MgSO4
4.
Mg2+
+ CO32- → MgCO3
5.
Ca2+
+ OH- → Ca(OH)2
6.
Ca2+
+ SO42- → CaSO4
7.
Ca2+
+ CO32- → CaCO3
8.
Ba2+
+ OH- → Ba(OH)2
9.
Ba2+
+ SO42- → BaSO4
10.
Ba2+
+ CO32- → BaCO3
IX.
PEMBAHASAN
Unsur dalam golongan IIA pada unsur priodik tersebut merupakan
logam alkali tanah. Logam alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan dengan
logam alkali, baik energi ionisasi pertama maupun kedua dan jika unsur tersebut
semakin kebawah pada golonga IIA di unsure priodik, maka semakin reaktif pula
unsur tersebut. Seperti dari mulai Be turun ke Ra seperti pada percobaan yang
telah dilakukan.
Pada gelas kimia yang berisi air dingin, masing-masing dimasukan
logam magnesium dan kalsium. Maka reaksi yang lebih cepat adalah pada logam
kalsium. Karena kalsium adalah turunan dari magnesium, maka kalsiu lebih
reaktif dibandingkan magnesium.
Pada percobaan sifat asam dan basa ini ketiga tabung reaksi yang
masing-masing dimasukan maknesium oksida pada tabung I, kalsium hidroksida pada
tabung II dan barium hidroksida pada tabung III. Lalu ditambahkan indicator PP
pada masing-masing tabung reaksi tersebut, dan setelah diukur mendapatkan nilai
pH yang beragam pula. Magnesium oksida memiliki pH= 10, kalsium hidroksida
memiliki pH= 12 dan barium hidroksida memiliki pH= 13. Dari hasil pH yang
didapat, maka ketiga larutan tersebut termasuk kedalam larutan bersifat basa.
Hidrolisis klorida ion larut dalam air membentuk ion hidrat
sederhana. Pada percobaan ini diketahui barium klorida menghasilkan basa, sedangkan
magnesium klorida dan kalsium klorida menghasilkan sedikit asam setelah
dipanaskan.
Kelarutan beberapa kimia unsur alkali tanah. Pada percobaan ini
magnesium ditambahkan hidroksida dan menghasilkan larutan yang memiliki endapan
glatin. Ini menunjukan bahwa larutan tersebut tidak larut. Kemudian magnesium
ditambahkan dengan sulfat menghasilkan larutan yang larut dan tidak terdapat
endapan. Namun ketika ditambahkan carbonat menghasilkan endapan berwarna keruh.
Pada percobaan kalsium ketika ditambahkan hidroksida mengahsilkan endapan
putih. Kemudian kalsium ditambahkan sulfat menghasilkan larutan yang larut, dan
ketika ditambahkan karbonat menghasilkan larutan keruhn dan endapan berwarna
putih. Kemudian pada percobaan barium ditambahkan hidroksida mengahasilkan
larutan keruh, lalu ditambahkan dengan sulfat menghasilkan larutan yang larut
dan setelah dimasukan carbonat menghasilkan larutan keruh dan membentuk endapan
berwarna putih.
X.
KESIMPULAN
1.
Golongan
IIA merupakan golongan alkali tanah.
2.
Logam
alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali.
3.
Golongan
IIA dominan memiliki sifat basa.
4.
Golongan
IIA dari atas kebawah semakin reaktif.
5.
Kalsium
lebih reaktif dibadingkan magnesium pada air dingin.
XI.
REFERENSI
Isnardiyanti,
2008, “Kimia Organik”, Syahkuala, Banda Aceh.
Safrijal, Haris Munadar, 2015, “Modul Kimia Anorganik I”,
Laboratorium Kimia UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Sri
Lestari, 2015, “Kimia Anorganik”, Syahkuala, Banda Aceh.
BAGAN ALIR
Bagan Alir |
1 komentar:
Mantap..sangat membantu
Posting Komentar