Slide # 1

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan 2019

Foto Bersama Keluarga Besar Prodi Pendidikan Kimia Bersama Mahasiswa Baru dan Panitia PBAK 2019 Read More

Slide # 2

Family Gathering Chemistry16

Kebersamaan Keluarga Prodi Pendidikan Kimia dengan Leting 2016 Read More

Slide # 3

Pelantikan UKM ALAC Prodi Pendidikan Kimia

Peresmian UKM Sanggar Seni Kimia (SSK) dan Chemistri Language Club (CLC) Read More

Slide # 4

Pelantikan HMP Pendidikan Kimia 2018-2019

Pembukaan dan Penutupan Pelantikan DImeriahkan oleh Sanggar Seni Kimia Read More

Slide # 5

KOMINFO SQUAD

Penanggungjawab Semua Media Pendidikan Kimia Read More

Kamis, 05 Oktober 2017

PERCOBAAN II

I.              JUDUL PECOBAAN             : Beberapa Sifat Golongan Alkali Tanah
II.           TANGGAL PERCOBAAN   : 10 November 2015
III.        TUJUAN PERCOBAAN       : Mempelajari Sifat Unsur Alkali Tanah
IV.         DASAR TEORI                                  :
Menurut Safrijal dan Haris Munandar (2015: 5), “Unsur-unsur blok s dalam sistem priodik adalah unsur-unsur yang paling reaktif. Semua unsur alkali sangat reaktif. Unsur-unsur alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan dengan unsur alkali. Kereaktifan unsur alkali menunjukan kecenderungan perubahan jelas. Dalam percobaan ini akan dipelajari beberapa sifat dari Mg dan Ca”.
Menurut Sri Lestari (2004: 27), “Unsur alkali tanah merupakan logam golongan II A dalam sistem priodik. Golongan ini dinamakan golongan alkali tanah karena unsur ini agak sukar larut dalam air dan tetap stabil pada temperatur tinggi, kecuali Be. Semua unsur alkali tanah jika bereaksi dengan air akan membentuk basa kuat dan Ca, Mg, Sr, dan Ba terdapat dalam mineral-mineral larut dalam air”.
Menurut Isnardiyanti (2008: 40), “Logam alkali tanah dapat bereaksi dengan udara membentuk oksida, hidroksida atau karbonat yang merupakan suatu peroses korosi kecuali berelium dan magnesium. Jika dipanaskan dengan suhu tinggi maka seluruh logam alkali akan membentuk oksigen dan nitrit. Jika logam alkali tanah dipanaskan dengan belerang, maka akan dihasilkan senyawa sulfide”.

V.           ALAT DAN BAHAN
a.       Alat
Beberapa alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, penjepit tabung, pipa pengatur gas, gelas kimia 400 ml dan corong.
b.      Bahan
Beberapa bahan yang digunakan antara lain: kertas indikator, larutan indicator, serbuk magnesium, pita magnesium, logam kalsium, magnesium oksida (MgO), barium hidroksida (Ba(OH)2), magnesium klorida (MgCl2), kalsium klorida (CaCl2), magnesium karbonat (Mg(CO3)2), kalsium karbonat (Ca(CO3)2), barium karbonat (Ba(CO3)2) dan air kapur.

VI.        PROSEDUR KERJA
a.       Reaksi Dengan Air
1.      Dimasukan sekeping logam magnesium kedalam air dingin yang terdapat didalam gelas kimia.
2.      Diamati reaksi dan diperiksa hasil reaksi.
3.      Selanjutnya diulang dengan menggantikan logam magnesium dengan logam kalsium.
b.      Sifat Asam-Basa
1.   Kedalam tabung reaksi masing-masingdimasukan kurang lebih 0,01 gram magnesium oksida, kalsium hidroksida dan barium hidroksida.
2.      Ditambahkan 10 ml air kedalam masing-masing tabung reaksi, kemudian dikocok.
3.      Ditambahkan 2 tetes larutan indikator PP kedalam masing-masing tabung. Diperiksa pH larutan masing-masing tabung.
c.       Hidrolisis Klorida
Klorida ion melarut didalam aiar membentuk ion hidrat sederhana. Banyak klorida kovalen atau agak kovalen, mengalami hidrolisis menghasilkan klorida dan oksida atau hidroksidanya. Misalnya aluminium klorida bereaksi air membentuk aluminium hidroksida.
AlCl3 + 3H2O → Al(OH) + 3HCl
Kekuatan hidrolisis alkali tanah dapat diperiksa dengan cara memanaskan klorida hidrat dan memeriksa gas hidrogen klorida. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.      Dipanaskan klorida hidrat dari magnesium,  kalsium dan barium dalam tabung reaksi.
2.      Diperiksa asam klorida yang terbentuk.
d.      Kestabilan Termal Karbonat
1.  Dipanaskan masing-masing garam karbonat yang kering dari magnesium, kalsium, barium dalam tiga tabung reaksi.
2.   Dipanaskan sampai bebrapa menit. Dicatat cepatnya timbul gas dan tingkat kekeruhan air kapur.
e.       Kelarutan Beberapa Unsur Alkali Tanah
1.      Dimasukan 2 ml larutan ion logam alkali tanah (Mg2+, Ca2+, Ba2+) dalam tabung reaksi berbeda.
2.    Ditambahkan larutan yang sama ion hidroksida 0,1 M kedalam masing-masing tabung. Dicatat endapan yang terbentuk.
3.   Dilakukan percobaan yang mirip tetapi sebagai pengganti ion hidroksida gunakan ion sulfat dan ion karbonat.

VII.     HASIL PENGAMATAN
A.    Sebelum Percobaan
NO
NAMA BAHAN
BENTUK
WARNA
1
Mg
Lempengan
Silver
2
MgO
Serbuk
Putih
3
Ba(OH)2
Serbuk
Putih
4
Mg(OH)2
Serbuk
Putih
5
CaCl2
kristal
Putih
6
MgCO3
Kristal
Putih
7
CaCO3
Kristal
Putih
8
BaCO3
Kristal
Putih
9
Ca
Butiran
Putih
10
H2O
Cairan
Tidak berwarna
11
Ca(OH)2
Serbuk
Putih
12
MgCl2
Kristal
Putih
13
BaCl2
kristal
Putih

B.     Sesudah Percobaan
1.      Reaksi Dengan Air
Ca + H2O → gelembung-gelembung, larutan tidak berwarna dan cepat bereaksi di air dingin.
Mg + H2O → tidak ada reaksi, Mg tidak bereaksi dengan air dingin.
2.      Sifat Asam-Basa
Mg + H2O → larutan tidak berwarna + PP → larutan berwarna ungu dan pH= 10.
Ca + H2O → larutan berwarna putih keruh + PP → larutan berwarna ungu dan pH= 11.
Ba + H2O → larutan berwarna putih keruh + PP → larutan berwarna ungu dan pH= 13.

3.      Hidrolisis Klorida
MgCl2 (dipanaskan) → cepat bereaks dan kertas lakmus berwarna merah.
CaCl2 (dipanaskan) → tidak cepat bereaksi dan kertas lakmus berwarna kemerah-merahan.
BaCl2 (dipanaskan) → tidak terjadi reaksi.
4.      Kelarutan Beberapa Unsur Alkali Tanah
MgCl2 + H2SO4 → larutan tidak berwarna.
CaCl2 + H2SO4 → terdapat endapan dan tidak berwarna.
BaCl2 + H2SO4 → larutan keruh dan terdapat endapan.
Mg + N2CO3 → larutan putih keruh.
Ca + N2CO3 → larutan putih keruh.
Ba + N2CO3 → endapan putih pekat.
Mg + NaOH → endapan putih keruh.
Ca + NaOH → endapan berbentuk glatin dan sedikit larut.
Ba + NaOH → tidak terbentuk endapan dan larutan lebih larut serta tidak berwarna.

VIII.  REAKSI PERHITUNGAN
1.      Ca + H2O → Ca(OH)2
2.      Mg2+ + OH­- → Mg(OH)2
3.      Mg2+ + SO42- → MgSO4
4.      Mg2+ + CO32- → MgCO3
5.      Ca2+ + OH­- → Ca(OH)2
6.      Ca2+ + SO42- → CaSO4
7.      Ca2+ + CO32- → CaCO3
8.      Ba2+ + OH­- → Ba(OH)2
9.      Ba2+ + SO42- → BaSO4
10.  Ba2+ + CO32- → BaCO3
 IX.        PEMBAHASAN
Unsur dalam golongan IIA pada unsur priodik tersebut merupakan logam alkali tanah. Logam alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali, baik energi ionisasi pertama maupun kedua dan jika unsur tersebut semakin kebawah pada golonga IIA di unsure priodik, maka semakin reaktif pula unsur tersebut. Seperti dari mulai Be turun ke Ra seperti pada percobaan yang telah dilakukan.
Pada gelas kimia yang berisi air dingin, masing-masing dimasukan logam magnesium dan kalsium. Maka reaksi yang lebih cepat adalah pada logam kalsium. Karena kalsium adalah turunan dari magnesium, maka kalsiu lebih reaktif dibandingkan magnesium.
Pada percobaan sifat asam dan basa ini ketiga tabung reaksi yang masing-masing dimasukan maknesium oksida pada tabung I, kalsium hidroksida pada tabung II dan barium hidroksida pada tabung III. Lalu ditambahkan indicator PP pada masing-masing tabung reaksi tersebut, dan setelah diukur mendapatkan nilai pH yang beragam pula. Magnesium oksida memiliki pH= 10, kalsium hidroksida memiliki pH= 12 dan barium hidroksida memiliki pH= 13. Dari hasil pH yang didapat, maka ketiga larutan tersebut termasuk kedalam larutan bersifat basa.
Hidrolisis klorida ion larut dalam air membentuk ion hidrat sederhana. Pada percobaan ini diketahui barium klorida menghasilkan basa, sedangkan magnesium klorida dan kalsium klorida menghasilkan sedikit asam setelah dipanaskan.
Kelarutan beberapa kimia unsur alkali tanah. Pada percobaan ini magnesium ditambahkan hidroksida dan menghasilkan larutan yang memiliki endapan glatin. Ini menunjukan bahwa larutan tersebut tidak larut. Kemudian magnesium ditambahkan dengan sulfat menghasilkan larutan yang larut dan tidak terdapat endapan. Namun ketika ditambahkan carbonat menghasilkan endapan berwarna keruh. Pada percobaan kalsium ketika ditambahkan hidroksida mengahsilkan endapan putih. Kemudian kalsium ditambahkan sulfat menghasilkan larutan yang larut, dan ketika ditambahkan karbonat menghasilkan larutan keruhn dan endapan berwarna putih. Kemudian pada percobaan barium ditambahkan hidroksida mengahasilkan larutan keruh, lalu ditambahkan dengan sulfat menghasilkan larutan yang larut dan setelah dimasukan carbonat menghasilkan larutan keruh dan membentuk endapan berwarna putih.
X.           KESIMPULAN
1.      Golongan IIA merupakan golongan alkali tanah.
2.      Logam alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali.
3.      Golongan IIA dominan memiliki sifat basa.
4.      Golongan IIA dari atas kebawah semakin reaktif.
5.      Kalsium lebih reaktif dibadingkan magnesium pada air dingin.
 XI.        REFERENSI
Isnardiyanti, 2008, “Kimia Organik”, Syahkuala, Banda Aceh.
Safrijal, Haris Munadar, 2015, “Modul Kimia Anorganik I”, Laboratorium Kimia UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Sri Lestari, 2015, “Kimia Anorganik”, Syahkuala, Banda Aceh.


BAGAN ALIR
Bagan Alir



1 komentar:

Chemistry SF mengatakan...

Mantap..sangat membantu