Slide # 1

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan 2019

Foto Bersama Keluarga Besar Prodi Pendidikan Kimia Bersama Mahasiswa Baru dan Panitia PBAK 2019 Read More

Slide # 2

Family Gathering Chemistry16

Kebersamaan Keluarga Prodi Pendidikan Kimia dengan Leting 2016 Read More

Slide # 3

Pelantikan UKM ALAC Prodi Pendidikan Kimia

Peresmian UKM Sanggar Seni Kimia (SSK) dan Chemistri Language Club (CLC) Read More

Slide # 4

Pelantikan HMP Pendidikan Kimia 2018-2019

Pembukaan dan Penutupan Pelantikan DImeriahkan oleh Sanggar Seni Kimia Read More

Slide # 5

KOMINFO SQUAD

Penanggungjawab Semua Media Pendidikan Kimia Read More

Rabu, 11 Oktober 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
 Pada dasarnya, tujuan pendidikan Nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia ini sendiri, yakni Pancasila. Sebagai implikasi dari nilai-nilai filsafat pancasila yang di anut bangsa Indonesia, dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional seperti terdapat dalam UU no. 20 Tahun 2003, yaitu: “Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945”. Pendidikan nasional ini berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berikmanan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]
 Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat tergantung pada manajemen pendidikannya. Karena manajemen pendidikan ini memiliki komponen-komponen pendukung pelaksanaan pendidikan, seperti: kurikulum, pembiayaan, peserta didik, tenaga pelaksana dan juga sarana dan prasarana. Komponen-komponen ini merupakan suatu kesatuan dalam upaya mencapai tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa suatu komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya, karena satu sama lain saling mendukung.[2]
 Dalam memperoleh pendidikan ini sendiri memerlukan banyak sekali biaya. Karena pada dasarnya pendidikan ini sangatlah mahal harganya. Namun, pendidikan tetaplah harus kita miliki. Sebagaimana pepatah mengatakan “tuntutlah ilmu dari buaian sampai tiang lahat”.


B.          Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan dipecahkan disini antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Apa itu manajemen pendidikan?
2.      Bagaimana fungsi-fungsi manajemen pendidikan?
3.      Apa manfaat mempelajari manajemen pendidikan?

C.          Tujuan Penulisan Makalah
Adapun beberapa tujuan yang akan disampaikan dalam penulisan makalah ini antara lain adalah sebagaia berikut:
1.      Dapat mengetahui apa manajemen pendidikan.
2.      Dapat mengetahui fungsi-fungsi manajemen pendidikan.
3.      Dapat mengetahui manfaat dari mempelajari manajemen pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.           Manajemen Pendidikan
Manajemen merupakan proses mengatur, mengelola, memberdayakan segala sumber yang ada di lingkungan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Manajemen ini sangat berperan penting dalam terlaksananya atau berjalannya suatu proses pendidikan yang baik.
Secara sederhana menejemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efesien untuk mencapai tujuan secara efektif. Menurut Brubecker menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses timbal balik antara kepribadian individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan.[3]
Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan di sini adalah suatu upaya yang diciptakan untuk membantu kepribadian individu tumbuh dan berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan. Manajemen pendidikan ini memiliki tujuan tersendiri yaitu agar pelaksanaan suatu usaha terancang secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien.[4]

1.      Produktivitas
Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja dan sumber daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dsb). Produktivitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang, produktivitas ini digambarkan dari ketetapan menggunakan metode atau cara kerja dan  alat yang tersedia sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia dan mendapat respons positif dan bahkan mendapat pujian dari orang lain atas hasil kerjanya. Kajian terhadap produktivitas secara lebih konferhensif adalah keluaran yang banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan penyelenggaraan pendidikan.

2.      Kualitas
Menunjukan pada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang (products) atau jasa (service) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan kinerja. Jasa pelayanan atau produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan pelanggannya. Dengan demikian mutu adalah jasa atau produk yang menyamai bahkan melebihi harapan pelanggan sehingga pelanggan mendapatkan kepuasan.
 3.      Efektivitas
Efektivitas merupakan ukuran keberhasilan atau tujuan yang dicapai. Menurut Sergiovani (1987:33) yaitu: “Kesesuaian yang dicapai organisasi dengan tujuan”. Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari kepemimpinan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya, siswa, kurikulum, sarana-prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakat, pengelolaan bidang khusus.
          4.      Efisiensi
Efisensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul, sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan atau efektivitas adalah perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai, efesiensi lebih ditekankan kepada perbandingan antara input atau sumber daya dengan output. Suatua kegiatan dikatan efesien apa bila tujuann dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal. Efesiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efesiensi waktu, biaya, tenaga dan sarana.

B.            Fungsi - Fungsi Manajemen Pendidikan
Manajemen fungsional dengan pengertiannya yang terus berubah dan berkembang secara dinamis, ternyata tidak berbeda dengan unsur-unsur yang menggambarkan fungsi-fungsinya. Adapun  beberapa fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:
1.      Perencanaan (Planning)
Setiap dan semua organisasi merupakan sebuah  wadah yang menghimpun sejumlah manusia (dua orang atau lebih) karena memiliki kepentingan yang sama dan memenuhi kebutuhannya sebagai manusia. Kepentingan yang sama itu dikristalisasikan menjadi tujuan bersama sebagai salah satu unsur organisasi, yang harus dicapai melalui kerjasama yang efektif dan efesien sebagai dinamika organisasi. Untuk mewujudkan kebersamaan seperti itu agar tujuan dapat dicapai, dalam mengimplementasikankegiatan manajemen di lingkungan suatu organisasi diawali dengan membuat perencanaan.[5] 
2.      Organizing
Setelah menyusun rencana, selanjutnya diperlukan penyusunan atau pengelompokan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan dan akan dilaksanakan dalam rangka usaha kerja sama tersebut.  Dapat disimpulkan dengan Mengelompokan atau menetukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.[6]  
         3.      Penyusunan Personil
Apabila telah disusun dan diatur susunan pekerjaan, jenis dan macamnya, luas dan bidang pekerjaan, pimpinan akan lebih mudah mengisi dengan tenaga-tenaga yang sesuai dengan tingkatan dan jenis pekerjaan atau kegiatan. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain adalah sebagai berikut:
a.    Pengetahuan dan keterampilan apa yang diperlukan untuk mengisi masing-masing formasi yang dibutuhkan dalam kegiatan.
b.      Pengadaan tenaga-tenaga yang di perlukan.
c.      Bagaimana mengadakan seleksi.
d.      Menempatkan ke dalam fungsi dan tanggung jawab yang sesuai dan serasi.
e.      Penghargaan bagi tenaga berprestasi untuk merangsang kegairahan dan motivasi.
f.       Memberikan bimbingan dan penyuluhan, pengarahan yang lebih efesien dan efektif.
         4.      Pengarahan
Mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan, kegiatan ini meliputi antara lain:
a.    Memberikan penerangan, penjelasan, informasi tentang kegiatan yang berhubungan secara menyeluruh terhadap tujuan yang hendak dicapai.
b.         Mengeluarkan peraturan, perintah, intruksi dalam rangka pelaksanaan.
c.  Memberikan contoh-contoh dalam cara bekerja dan memperlihatkan sikap yang baik (keteladanan).
d.        Mengadakan pengawasan.
e.         Dapat mengemukakan kebaikan dan keburukan atau kekurangan dalam pekerjaan.
f.   Mengadakan koreksi terhadap kekurangan atau kelemahan dan meniadakan hambatan dan rintangan.
          5.      Pengkoordinasian
Mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu. Yang mana meliputi tugas-tugas berikut:
a.    Setiap kegiatan atau petugas dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan cara dan dalam waktu yang telah ditentukan atau sesuai dengan ketentuan yang berklaku.
b.    Menghindarkan bagian atau petugas yang menghambat atau merugikan pekerjaan dalam rangka kerjasama, jangan merugikan bagian atau petugas lain.
c.  Menghindarkan tumpang tindih yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, kekacauan atau membingungkan.
d.    Menunmpuk dan mengembangkan sikap saling percaya dan kerjasama, baik antara sesama petugas maupun antar pekerjaan.
e.   Menghindarkan dan menyelesaikan segala macam perbedaan pendapat atau pertentangan yang akan menghambat atau pertentangan yang akan menghambat usaha kerjasama.
f.       Menghindarkan kompetisi yang tidak sehat.
g.   Memupuk rasa persatuana dan kesatuan dengan pengertian setiap unsur baik petugas maupun pekerjaan tidak terlepas dari usaha sebagai suatu keseluruhan.
       6.      Pelaporan
Dalam pelaporan hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a.      Apa yang harus dicatat.
b.      Bagaimana cara mencatanya.
c.      Bagaimana menyimpan secara teratur dan sistematis, sehingga mudah ditemukan kembali apabila diperlukan.
d.      Apa yang harus dilaporkan dan kepada siapa laporan tersebut disampaikan.
e.       Bagaimana menelaah laporan tersebut dalam rangka peningkatan atau pengembangan.
       7.      Penganggaran
Kegiatan penganggaran meliputi:
a.    Perencanaan dan penyusunan anggaran disusun sesuai dengan mata anggaran atas dasar rencana anggaran.
b.     Mencari dan mengusahakan sumber-sumber biaya.
c.      Mengatur pemasukan atau pengeluaran.
d.     Membuat pencatatan atau pembukuan.
e.      Membuat laporan keuangan.
       8.      Penilaian
Penilaian bertujan untuk mengetahui sampai dimana tujuan yang telahn ditetapkan dapat dicapai, kegiatan mana yang belum diselesaikan atau yang sedang dalam penyelesaian. Kegiatan dari penilain ini antara lain:[7]
a.    Mempelajari perkembangan usaha atau kegiatan secara terus menerus dengan cara pemantauan, sehinga dapat diketahui dengan segera segala sesuatu faktor yang menghambat dan faktor-faktor pendukung dalam kegiatan tersebut.
b.  Mengadakan pengukuran tingkat keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan program-program tertentu.
c.     Mengadakan berbagai usaha untuk memecahkan berbagai hambatan yang timbul demi kelancaran kegiatan pekerjaan.
Sedangkan fungsi manajemen pendidikan Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
1.             Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Surah Al Hasyr [59] : 18)
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.

Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
·        Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan.
·        Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai.
·     Keterkaitan antara fase-fase operasional  rencana dengan penanggung jawab operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai.
·  Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan.
·      Kemampuan organisatoris penanggung jawab operasional.
Sementara itu menurut Ramayulis (2008:271) mengatakan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :
·   Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
·    Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan
·      Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
·      Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
        Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.
2.             Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
Menurut Terry (2003:73) pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses.[8]
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan (Didin dan Hendri, 2003:101)[9]
Sementara itu Ramayulis (2008:272) menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Isla, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan.[10]
Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap keinginan keterampilan dan pengetahuan.
3.             Fungsi Pengarahan (directing).
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah, yang diberi pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan. Pengarah adalah orang yang memberikan pengarahan berupa perintah, larangan, dan bimbingan. Yang diberipengarahan adalah orang yang diinginkan dapat merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan. Sedangkan metode pengarahan adalah sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan.
Dalam manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan di luar kemampuan si penerima arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima pengarahan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam manajemen pendidikan Islam adalah proses bimbingan yang di dasari prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang sangat mendalam.
4.     Fungsi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri (2003:156) menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.[11]
Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun spiritual.
Menurut Ramayulis (2008:274) pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.[12]

C.    Manfaat Mempelajari Manajemen Pendidikan

      1.    Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna.
    2.  Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
   3. Terpenuhinya salah-satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer).
     4.      Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
    5.      Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan).
    6.      Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh manajemennya.
    7.      Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel.
    8.      Meningkatkan citra positif pendidikan.

BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Secara sederhana menejemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efesien untuk mencapai tujuan secara efektif. Menurut Brubecker menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses timbal balik antara kepribadian individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan.
Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan disini adalah suatu upaya yang di ciptakan untuk membantu kpribadian individu tumbuh dan berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan. Manajemen pendidikan ini memiliki tujuan tersendiri yaitu agar pelaksanaan suatu usaha terancang secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan kengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien.
Manajemen fungsional dengan pengertiannya yang terus berubah dan berkembang secara dinamis, ternyata tidak berbeda dengan unsur-unsur yang menggambarkan fungsi-fungsinya. Adapun  beberapa fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut: Perencanaan (Planning), Organizing, Penyusunan Personil, Pengarahan, Pengkoordinasian, Pelaporan, Penganggaran, Penilaian.

B.            Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun tentunya mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami.
Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, dikarenakan kami masih dalam tahap pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Sudarsyah, dkk, “Manajemen Pendidikan”, Bandung: Alfabeta, 2013.
A. W. Widjaya, “Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen”, Jakarta: PT Bina Aksar, Jild 1, 1987.
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prkatik, Jakarta: Gema Insani, 2003.
George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
George R Terry, dkk, “Dasar-dasar Manajemen”, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Jild 11, 2009.
Hadari Nawami, “Manajemen Strategik Organisasion Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan”, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2008.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2013.
Yati Siti Mulyati, dkk, “Manajemen Pendidikan”, Bandung: Alfabeta, 2013.





[1] Asep Sudarsyah, dkk, “Manajemen Pendidikan”, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 189.
[2] Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 202.
[3] Yati Siti Mulyati, dkk, “Manajemen Pendidikan”, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 85.
[4] Yati Siti Mulyati, dkk, “Manajemen Pendidikan”, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 88-89.
[5] Hadari Nawami, “Manajemen Strategik Organisasion Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan”, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003), hal 52.
[6] George R Terry, dkk, “Dasar-dasar Manajemen”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, Jild 11, 2009), hal 9.
[7] A. W. Widjaya, “Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen”, (Jakarta: PT Bina Aksar, Jild 1, 1987), hal 9-12.
[8] George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). hal.73.
[9] Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prkatik, (Jakarta: Gema Insani, 2003), hal.101.
[10] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, (Jakarta, 2008), hal.272.
[11] Didin Hafidudin, dkkManajemen Syariah dalam Prkatik....hal.156.
        [12] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia. hal. 274.

0 komentar: