Laporan Kimia Organik II tentang Pembentukan Biodiesel
(Artikel Terkait : Makalah Organik II Asam Karboksilat dan Ester)
(Artikel Terkait : Makalah Organik II Asam Karboksilat dan Ester)
I. JUDUL PERCOBAAN : Pembentukan
Biodiesel
II. TANGGAL PERCOBAAN : 23November 2016
III. TUJUAN PERCOBAAN : Dapat
menjelaskan mekanisme reaksi pembentukan biodiesel melalui reaksi transesterifikasi.
IV.
DASAR TEORI :
Menurut Erliza (2007:8) menyatakan bahwa biodiesel adalah bioenergi
atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati baik minyak yang belum
digunakan maupun minyak bekas dari penggorengan dan melalui proses
transesterifikasi. Biodiesel digunakan sebagai bahan bahan bakar alternatif
pengganti bahan bakar minyak (BBM) untuk motor diesel atau minyak solar. Minyak
nabati sebagai bahan baku biodiesel memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
sumber minyak nabati mudah diperoleh. Minyak nabati memiliki komposisi asam
lemak berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya. Zat penyusun utama minyak
lemak (nabati/hewan) adalah trigliserida, yaitu triester gliserol dengan
asam-asam lemak (C8-C24). Tujuannya untuk menentukan
sifat kimia dan fisika.
Menurut Deli Saputra (2014:42) menyatakan bahwa biodiesel merupakan
bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkil ester dari rantai panjang
asam lemak yang dipakai untuk bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari
sumber terbaharui seperti minyak nabati atau lemak. Biodiesel memiliki sifat
pembakaran yang mirip dengan diesel dari minyak bumi dan dapat menggantikan
minyak bumi dalam banyak khasus. Namun biodiesel sering digunakan sebagai bahan
tambahan untuk diesel petroleum.
Menurut Gita Desmafianti (2013:63) menyatakan bahwa pada biodiesel
proses transesterifikasi adalah mengeluarkan gliserin dari minyak dan
mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol menjadi alkohol eter atau
biodiesel. Biodiesel yang dihasilkan
dari proses transesterifikasi memiliki karakteristik yang berbeda dengan
minyak jelanta sebelum direaksikan.
V.
ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah magnetic stirrer,
gelas kimia 250 mL, gelas ukur 25 mL, tabung reaksi, pipet volum, pipet tetes,
dan thermometer.
B. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah minyak
kelapa (C16H32O2), metal hidroksida (CH3OH),
kalium hodroksida (KOH) dan larutan garam.
VI.
PROSEDUR KERJA
1. Diukur sebanyak 3 mL metanol ke dalam tabung reaksi
2. Dengan menggunakan pipet volum ditambahkan secara perlahan-lahan 0,5
mL KOH 9 M, kedalam tabung reaksi yang berisi metanol.
3. Diukur sebanyak 12 mL minyak kelapa yang sudah dipisahkan sampai
suhu 40ºC ke dalam tabung reaksi.
4. Dicampurkan kedua larutan tersebut secara perlahan-lahan dan sambil terus
diaduk selama 10 menit
5. Diamkan campuran tersebut sampai terbentuk dua lapisanm ditambahakan
sedikit larutan garam untuk membantu proses pemisahan campuran tersebut
6. Dipindahkan secara perlahan-lahan lapisan atas yang terbentuk
(biodiesel) kedalam tabung reaksi yang bersih dengan menggunakan pipet tetes.
7.
Dicatat hasil pengamatan.
VII.
HASIL PENGAMATAN
A.
SEBELUM PERCOBAAN
NO
|
NAMA BAHAN
|
BENTUK
|
WARNA
|
1.
|
C16H32O2
|
Cairan
|
Kuning
|
2.
|
KOH
|
Larutan
|
Tidak berwarna
|
3.
|
H2O
|
Cairan
|
Tidak berwarna
|
4.
|
CH3OH
|
Larutan
|
Tidak berwarna
|
5.
|
Larutan garam
|
Larutan
|
Tidak berwarna
|
B.
SESUDAH PERCOBAAN
v
Pembentukan Biodiesel
Tabung 1 :
·
3 mL CH3OH + 10
tetes KOH → Larutan tidak bewarna
Tabung 2 :
·
12 mL C16H32O2 (minyak
kelapa) →Larutan bewarna kuning, suhu 40ºC
Larutan 1 + larutan 2 + larutan garam dan dikocok → Terbentuk dua
lapisan, lapisan atas merupakan biodiesel dan lapisan bawah merupakan metal
ester.
Lapisan Biodiesel 1,5 mL + sumbu, diuji → Menghasilkan api bebas
asap hitam
IX.
PEMBAHASAN
Percobaan kali ini mengenai pembuatan biodiesel dengan tujuannya
adalah menjelaskan mekanisme reaksi pembnentukan biodiesel melalui reaksi
transesterifikasi. Dimana, biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari
campuran mono alkil ester dari rantai panjang asam lemak yang dipakai bagi
bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak
nabati atau lemak. Prinsip dari biodiesel merupakan proses transesterifikasi
adalah mengeluarkan gliserin dari minyak dan mereaksikan asam lemak bebasnya
dengan alkohol menjadi alkoholeter atau biodiesel. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Gita Desmafianti (2013:63) dalam buku pengantar teknologi minyak dan
lemak pangan.
Berdasarkan percobaan tentang pembentukan biodiesel dimana pada
tabung pertama ditambahkan sebanyak 3 mL metanol yang dicampurkan dengan 10
tetes kalium hidroksida yang menghasilkan larutan tidak bewarna. Sedabgkan pada
tabung kedua, ditambahkan 12 mL minyak kelapa yang dipanaskan sehingga
menghasilkan larutan bewarna kuning pada suhu 40ºC. selanjutnya antara larutan
tabung pertama dicampurkan dengan larutan tabung kedua dan ditambahkan larutan
garam, selanjutnya dikocok sampai menghasilkan dua lapisan, kemudian diamkan
sebentar sehingga terjadi pemisahan, dimana lapisan atas berupa biodiesel
sedangkan lapisan bawah berupa lapisan metil ester. Kemudian hasil dari
pencampuran larutan tadi yang menghasilkan lapisan biodiesel dan metil ester
1,5 mL dan diuji dengan menggunakan sumbu yang dicelupkan kedalam larutan
biodiesel tadi. Kemudian dibakar dan hasilnya adalah menghasilkan api yang
bebas asap hitam. Tujuan dari sumbu tersebut dibakar dengan larutan biodiesel
adalah untuk melihat hasil, apakah terdapat api ketika dibakar atau terdapat
asap hitam. Ternyata percobaan telah sesuai, bahwa ketika dibakar menghasilkan
api tanpa asap hitam, karena pembakaran biodiesel yang baik adalah menghasilkan
api bebas dari asap hitam.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan percobaan tersebut telah sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Haryanto (2002:78) bahwa pada pembuatan
biodiesel yang paling sering diproduksi adalah metal ester karena metanol mudah
didapat dan tidak mahal dibandingkan alkohol lain, dimana metanol merupakan
senyawa polar berantai karbon paling pendek, sehingga bereaksi lebih cepat dan
dapat melarutkan katalis asam maupun basa.
X.
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Larutan Biodiesel ketika
dibakar menghasilkan api bebas asap hitam.
2.
Larutan Biodiesel yang bagus
terbentuk pada suhu 40ºC.
3. Ketika campuran larutan
ditambahkan dengan larutan garam terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas
Biodiesel dan bawah metal ester.
4. Larutan Biodiesel ketika
dibakar mengeluarkan asap hitam, berarti larutan Biodiesel tersebut tidak
terbentuk (gagal).
5.
Metanol direaksikan dengan
kalium hidroksida menghasilkan larutan tidak bewarna.
XI.
REFERENSI
Desmafianti, Gita. 2013. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak
Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Hambali, Erliza. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta : Agromedia
Pustaka
Saputra, Deli. 2014. Artikel Pengertian Biodiesel. Jakarta :
Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar