Slide # 1

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan 2019

Foto Bersama Keluarga Besar Prodi Pendidikan Kimia Bersama Mahasiswa Baru dan Panitia PBAK 2019 Read More

Slide # 2

Family Gathering Chemistry16

Kebersamaan Keluarga Prodi Pendidikan Kimia dengan Leting 2016 Read More

Slide # 3

Pelantikan UKM ALAC Prodi Pendidikan Kimia

Peresmian UKM Sanggar Seni Kimia (SSK) dan Chemistri Language Club (CLC) Read More

Slide # 4

Pelantikan HMP Pendidikan Kimia 2018-2019

Pembukaan dan Penutupan Pelantikan DImeriahkan oleh Sanggar Seni Kimia Read More

Slide # 5

KOMINFO SQUAD

Penanggungjawab Semua Media Pendidikan Kimia Read More

Rabu, 27 September 2017

Contoh laporan Fisika Dasar I untuk Kimia
PERCOBAAN I

Judul Percobaan    : Alat Ukur Dasar
Hari / Tanggal       : Senin, 21 Desember 2015
Tujuan Percobaan : 1. Menggunakan jangka sorong / mikrometer sekrup sebagai pengukur panjang,                                        tebal dan neraca O’houss sebagai pengukur massa suatu benda.
                    2. Menentukan massa jenis benda homogen yang berbentuk teratur (simetris).
                    3. Menentukan angka ketidakpastian hasil pengukurannya.

A.  Latar Belakang
Dalam fisika, pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak bleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari.  Sebelumnya ada baiknya jika kita untuk mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif, dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.

B.    Dasar Teori
Menurut Nano Koemara (2008 : hal. 3) jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya apat mencapai seperatus milimeter. Jangka sorong terdiri dari dua bagian yaitu skala tetap ( tidak dapat digeser ) dan skala nonius ( dapat digeser). Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran baru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0,5 mm untuk jangka sorong dibawah 30 cm dan 0,1 mm untuk yang diatas 30 cm. 
Hasil pengukuran jangka sorong adalah berdasarkan hasil bacaan skala utama ditambah hasil baca skala nonius dengan patokan angka nol (0) skala nonius. Secara sistematis, dapat digambarkan sebagai berikut :
H= Su + Sn
Keterangan :
H = Hasil pengukuran jangka sorong
Su = Hasil baca skala utama (cm)
Sn = Hasil baca skala nonius (mm)

-          Mengukur Besaran Panjang.
                 Dalam setiap pengukuran baik panjang, massa sebuah benda dan sebagainya diperlukaan alat ukur. Untuk mengukur panjang benda kita mengenal alat ukur panjang, seperti mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Alat pengukur massa yaitu neraca Alat ukur yang paling umum adalah mistar, dimana mistar mempunyai skala terkecil 1 mm dengan batas ketelitian 0,5 mm atau setengah  dari nilai skala terkecilnya. Penggunaan alat ukur  panjang sendiri harus disesuaikan dengan benda yang akan diukur.
               1.    Dengan Menggunakan Mistar
            Untuk mengukur panjang suatu benda, dalam kehidupan sehari-hari kita lumrah menggunakan mistar atau penggaris. Terdapat beberapa jenis mistar sesuai dengan skalanya. Ada mistar yang skala terkecilnya mm (mistar milimeter) dan ada mistar yang skala terkecilnya cm (mistar centimeter). Mistar yang sering kita gunakan biasanya adalah mistar milimeter.
            Dengan kata lain, mistar itu mempunyai skala terkecil 1 milimeter dan mempunyai ketelitian 1 milimeter atau 0,1 cm.Ketika mengukur dengan menggunakan mistar, posisi mata hendaknya diperhatikan dan berada di tempat yang tepat, yaitu terletak pada garis yang tegak lurus mistar. Garis ini ditarik dari titik yang diukur. Jika sampai mata berada diluar garis tersebut, panjang benda yang terbaca bisa menjadi salah. Bisa saja benda akan terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Akibat dari hal ini adalah terjadinya kesalahan dalam pengukuran yang biasa disebut kesalahan paralaks
2.    Dengan menggunakan Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter, dimensi luar suatu benda, dan diameter dalam suatu benda. Jangka sorong memiliki 2 bagian, yaitu rahang tetap yang fungsinya sebagai tempat skala tetap yang tidak dapat digerakkan letaknya, dan rahang sorong yang fungsinya sebagai tempat skala nonius dan dapat digeser-geser letaknya untuk menyesuaikan dan mengukur benda. Jangka sorong ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,1 mm.Selain jangka sorong ada alat yang lebih teliti dari jangka sorong yaitu micrometer sekrup. 
3.     Dengan menggunakan Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang benda yang kecil, dan dimensi luar benda yang kecil. Mikrometer skrup memiliki 3 bagian, yaitu selubung utama yang fungsinya sebagai tempat skala utama yang akan menunjukkan berapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap dan tidak dapat digeser-geser, lalu selubung luar yang fungsinya sebagai skala nonius yang dapat diputar-putar untuk menggerakkan selubung ulir supaya dapat menyesuaikan dengan benda yang diukur, dan selubung ulir yang fungsinya sebagai bagian yang dapat digerakkan dengan cara memutar-mutar selubung luar sehingga dapat menyesuaikan dengan bentuk benda yang diukur. Mikrometer skrup ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,01 mm.
4.    Dengan menggunakan Neraca O’houss
Pengukuran massa banyak di lakukan dengan menggunakan neraca atau timbangan yang bekerja atas dasar prinsi tuas. Jenis neraca yang umum digunakan di laboratorium antara lain neraca ohouss, neraca emas, dan sebagainya. Jenis neraca lain adalah neraca lengan dengan beban geser. 
Neraca Ohauss Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram.Batas ketelitian neraca Ohaoss yaitu 0,1 gram. Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis kesetimbangan , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak tepat pada angka nol di masing-masing lengan (Musthofa Abi Hamid,2009). 
Neraca ohouss berlengan 3:
Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1g.
Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 10

C. Alat dan Bahan
1.    Jangka sorong
2.    Mikrometer sekrup
3.    Neraca O’houss
4.    Kubus Aluminium
5.    Kelereng

D. Prosedur Percobaan
1. Diukur massa kubus dan silinder Aluminium atau kelereng dengan menggunakan neraca O’houss.
2.   Digunakan jangka sorong untuk menggunakan pengukuran panjang sisi-sisi kubus sebanyak 5 kali perulangan pada posisi yang berbeda-beda.
3.  Diukur diameter kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup sebanyak 5 kali perulangan.

4.  Dicatat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan dari hasil pengukuran yang telah dilakukan.

E. Data Pengamatan
 Hasil Pengamatan Pengukuran pada Kubus Aluminium 
NO
  Su
(cm)
  Sn
(mm)            
S=d= Su + (Sn.Kt)
            (cm)       
  V = S³
   (cm³)

(gr /cm³)
  1.
 1,9
   8



  2.
 1,9
   8



  3.
 1,9
 7,5



  4.
 1,9
   8



  5.
 1,9
   8




 Hasil Pengamatan Pengukuran pada Kelereng
NO
  Su cm)
 Sn (mm)
     D
r = ½. D
 V =
ρ =
  1.
    16
   17




  2.
    16
   29




  3.
    16
   15




  4.
    16
   28




  5.
    16
   12





F. Pengolahan Data





G. Kesimpulan dan Saran

1.      Kesimpulan
a.    Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter, dimensi luar suatu benda, dan diameter dalam suatu benda. Jangka sorong memiliki 2 bagian, yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Jangka sorong ini dapat mengukur dengan ketelitiaannya 0,1 mm.Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang benda yang kecil, dan dimensi luar benda yang kecil. Mikrometer skrup memiliki ukuran maksimal 2,5 cm. Mikrometer sekrup ini dapat mengukur dengan ketelitian sangat tinggi hingga 0,01 mm. Sedangkan Neraca Ohauss Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram.Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,01 gram.
b.    Massa jenis benda homogen yang terbentuk teratur (simetris) dapat didefinisikan sebagai massa benda persatuanwaktu. Jadi, benda yang memiliki massa (m) dan volume (v) mempunyai massa jenis sebesar  dengan satuan SI yaitu kg/ m³ 
c.  Angka ketidakpastian dari kelereng yaitu 97,76 % sedangkan angka ketidakpastian dari kubus aluminium yaitu 99,68 %.

2.      Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan saran kepada abang asisten semangatnya sudah fit, lebih ditingkatkan lagi semangatnya untuk membimbing kami, agar kami dapat mengerti dan memahami apa yang telah disampaikan, dan kedepannya agar lebih baik lagi.

H. Tugas dan Pertanyaan Akhir
 1. Tentukan massa jenis kubus dan kelereng lengkap dengan angka ketidakpastian masing-masing!

Jawab:
a. Massa jenis kubus aluminium
=  = 0,2764 gr/m³
KT = 100 % - KR
                  = 100 % - 0,322 %
                  = 99,68 %
b. Massa jenis kelereng
 =  = 0,00246 gr/m³
            KT = 100 % - KR
                  = 100 % - 2,24 %
                  = 97,76 %
2. Tentukan kesalahan relatif antara massa jenis kubus aluminium dan kelereng!
Jawab:
 a. Kubus Aluminium
KR = x 100%
       = x 100%
       = 0,322 %
b. Kelereng
KR = x 100%
      = x 100%
      = 2,24 %

Kesalahan relatif antara keduanya yaitu 1,281 %

3. Simpulkan percobaan yang telah anda lakukan!
Jawab :
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mengukur panjang suatu benda maka dapat digunakan jangka sorong. Keteltian jangka sorong adalh 0,1 mm. Sampel yang digunakan yaitu kubus aluminium. Dengan menggunakan jangka sorong, didapatkan bahwa massa jenis rata-rata kelima kubus aluminium yaitu 0,2764 kg/m³. Kesalahan relatifnya 0,322 % dan ketidakpastiannya 99,68%. Sedangkan untuk mengukur panjang benda dengan ukuran maksimum 25 cm dapat digunakan mikrometer sekrup, ketelitiaannya yaitu 0,01. Sampel yang digunakan adalah kelereng. Dengan menggunakan mikrometer sekrup didapatkan bahwa massa jenis rata-rata kelima kelereng yaitu 0,00246 kg/m³. Kesalahan relatifnya 2,24 % dan ketidakpastiannya 97,76 %. Neraca O’houss digunakan untuk mengukur massa suatu benda. Dengan menggunakan neraca O’houss, didapatkan bahwa berat atau massa dari kubus aluminium adalah 21,4 gram atau 0,0214 kg. Sedangkan kelereng adalah 5,5 gram atau 0,0055 kg.


1 komentar:

Chemistry SF mengatakan...

Sangat membantu