Contoh Makalah Kimia Bahan Makanan
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Karbohidrat memegang peranan
penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan
yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu
membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2) berasal dari udara
dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah
klarbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2)
yang lepas di udara.
Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan bagian utama kalori total
yang
konsumsi manusia
dan bagi
kebanyakan kehidupan hewan,
seperti juga bagi berbagai mikroorganisme. Karbohidrat juga
merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lainnya yang
menggunakan energi solar untuk melakukan sintesa karbohidrat dari CO2 dan H2O menjadi energi pokok sumber
karbon bagi sel non- fotosintetik
pada hewan, tanaman dan
dunia mikrobial.
Di
negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan berasal dari
karbohidrat. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat,
angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50%. Nilai Begitu pentingnya peranan karbohidrat dalam tubuh mahluk hidup, maka pada makalah ini kita akan mengamati struktur, sifat-sifat, dan funsi
dari karbohidrat.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang, dapat diambil rumusan masalah :
1. Apa definisi
karbohidrat?
2. Apa saja
jenis-jenis karbohidrat?
3. Apa saja jenis karbohidrat pada durian (Durio Zibethinus)?
4. Bagaimana Teknik analisis bioetanol (alkohol) pada biji durian (Durio
Zibethinus)?
3.
Tujuan Penulisan
1. Memberikan informasi tentang definisi karbohidrat.
2. Memberikan wawasan tentang jenis-jenis karbohidrat
beserta contoh.
3. Memberikan informasi tentang jenis karbohidrat pada durian.
4. Menjelaskan Teknik analisis bioetanol (alkohol) pada biji durian (Durio
zibethinus).
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat ('hidrat dari
karbon', hidrat
arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti
"gula") adalah segolongan
besar senyawa
organik yang paling
melimpah di bumi. Karbohidrat
memiliki
berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama
sebagai bahan bakar
(misalnya glukosa), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan
dan glikogen pada hewan), dan
materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan
dan jamur). Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau
mengubah karbon dioksida
menjadi karbohidrat. Sedangkan secara ilmu kimia, karbohidrat adalah
polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau
senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Hidrolisis
dapat diartikan sebagai reaksi yang terjadi
antara suatu zat dengan
air (H2O) sehingga zat tersebut akan
mengalami penguraian. Karbohidrat
mengandung gugus
fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton)
dan banyak gugus hidroksil.
2.
Klasifikasi Karbohidrat
Bentuk molekul karbohidrat
paling sederhana terdiri
dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai
menjadi rantai yang
panjang serta dapat
pula
bercabang-cabang,
disebut polisakarida, misalnya pati, kitin,
dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida,
terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
a.
Monosakarida
Monosakarida ialah gula ringkas dan merupakan unit yang
paling
kecil (yang
tidak dapat dipecahkan oleh hidrolisis
asid kepada unit yang
lebih
kecil). Monosakarida terdiri atas 3-6 atom C. Beberapa molekul
monosakarida mengandung unsur
nitrogen dan sulfur.
Monosakarida yang penting dalam
fisiologi yaitu
D-glukosa, D-galaktosa, D-fruktosa,
D-ribosa, dan D-deoksiribosa. Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa) dan gugus aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton. Ini kemudian
bergabung,
menjadi
misalnya aldoheksosa dan
ketotriosa.
b.
Disakarida
Disakarida adalah senyawa yang terbentuk dari dua
molekul monosakarida yang sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis
oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi dua molekul monosakarida
Disakarida terdiri atas unit sukrosa, maltosa, dan
laktosa. Ketiga disakarida ini mempunyai rumus molekul sama (C12H22O11)
tetapi struktur molekulnya berbeda. Disakarida disusun oleh dua unit gula,
seperti sukrosa disusun oleh glukosa dan fruktosa, maltosa dibangun oleh
dua unit glukosa, dan laktosa dibangun
oleh glukosa dan galaktosa.
c.
Polisakarida
Polisakarida merupakan kelas karbohidrat yang mempunyai lebih daripada
delapan unit monosakarida.
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada
monosakarida dan oligosakarida. Polisakarida dapat
dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas
satu macam monosakarida saja disebut
homopolisakarida (contohnya kanji, glikogen
dan
selulusa), sedangkan yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisakarida (contohnya heparin). Rumus
kimia polisakarida
adalahn (C6H10O5)n. Molekul ini dapat digolongkan menjadi polisakarida struktural seperti selulosa, asam hialuronat, dan sebagainya.
Contoh polisakarida secara
umum yaitu amilusa, selulosa dan glikogen di mana pembentuknya utamanya
merupakan glukosa bercabang yang membentuk gugus yang panjang dan kompleks.
a. Amilum
Amilum atau pati terdapat pada biji-bijian,
umbi-umbian. Amilum merupakan polimer dari ɑ-D-glukosa, dengan dua struktur,
yaitu amilosa dan amilopektin. Amilopektin memberikan sifat lengket pada beras.
Semakin banyak amilopektinnya, semakin lengket nasi yang dihasilkan oleh beras
tersebut. Semakin banyak amilosa pada beras, semakin keras nasi yang
dihasilkan. Beras pada umumnya mengandung amilosa lebih dari 20%, sedangkan
keton mempunyai kandungan amilosa hanya sekitar 1-2%. Amilosa terdiri atas
250-3000 unit D-glukosa. Sedangkan amilopektin terdiri atas lebih dari 1000
unit glukosa.
b. Selulosa
Selulosa
adalah polimer alam yang tersusun dari gabungan glukosa yang membentuk rantai
panjang yang dibuat dengan menghubungkan molekul yang lebih kecil. dalam rantai
selulosa adalah jenis gula: ß-D-glukosa. Dua molekul tidak tertaut ß-D-glukosa digambarkan
pada gambar dibawah. Unit gula terkait ketika air dihilangkan dengan
menggabungkan -OH dan H yang disorot dalam dengan warna abu-abu.
Menurut Akad dalam jurnal
Pembuatan Bioetanol dari Biji Durian (Durio Zibethinus) dikatakan bahwa selulosa yang merupakan
pembagian dari polisakarida ternyata banyak digunakan oleh peneliti untuk
dimanfaatkan sebagai baha baku pembuatan biodisel. Salah satu bahan yang
mengandung selulosa tinggi adalah biji durian. Biji durian (pongge) memiliki kandungan pati yang
cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pengganti bahan makanan dan dapat
dimanfaatkan sebagai bioetanol (Primadony, dkk, 2013). Biji durian adalah
limbah biomassa yang kurang dimanfaatkan oleh masyarakat, padahal setelah dilakukan
penelitian biji durian mengandung karbohidrat 43,6 g – 46,2 g tiap 100 g biji
durian yang diubah menjadi glukosa (Jhonprimen, dkk, 2012).
3. Teknik analisis bioetanol
(alkohol) pada biji durian (Durio
Zibethinus)
Sebelum melakukan analisis alkohol pada biji durian (Durio Zibethinus)) maka dilakukan dulu preparasi sampel,
fermentasi kemudian dianalisis alkohol yang dihasilkan.
a. Preparasi sampel
Sampel biji buah durian
dicuci bersih dan dikeringkan, kemudian ditimbang sebanyak 1000 gram. Starter
dibuat dengan menambahkan air secukupnya pada biji durian yang telah ditimbang
kemudian diblender dan hasilnya disaring dengan kain bersih untuk diambil
filtratnya. Filtrat yang diperoleh dimasukan ke dalam gelas kimia dan
disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm selama 15 menit,
lalu didinginkan. Autoklas sendiri dalam hal ini berfungsi untuk mensterilkan
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi. Filtrat biji buah
durian yang sudah dingin tersebut dibagi ke dalam empat buah erlenmeyer, setiap
erlenmeyer diisi sebanyak 20 mL filtrat biji durian. Kemudian masing-masing
erlenmeyer ditambahkan 0,3 gram pupuk urea dan 0,08 gram pupuk NPK sebagai
sumber nutrien, masing-masing campuran dalam erlenmeyer dikocok hingga semua
larut dan ditambahkan lagi 10 mL pasta ragi. Pasta ragi dibuat dengan cara
mencampurkan 10 gram ragi tape dan 40 mL aquades ke dalam gelas kimia kemudian diaduk
hingga semua ragi larut. Setelah pasta ragi dicampurkan ke dalam masing-masing erlenmeyer,
kemudian masing-masing starter ditutup dengan alumunium foil dan diinkubasi selama
2 hari. Starter
ini merupakan media pembiakan ragi bertujuan untuk dibiakkannya ragi dalam
stater adalah mengadaptasikan sel terhadap media fermentasi. Kemudian dilakukan
fermentasi selama 5, 8, 11 dan 14 hari dan dianalisis etanol yang dihasilkan. Setelah dilakukan pengukuran kadar etanol
hasil distilasi, ternyata ditemukan beberapa perbedaan kadar etanol.
b. Fermentasi
Fermentasi adalah suatu
proses metabolisme yang menghasilkan energi dari gula dan molekul organik lain
serta tidak memerlukan oksigen. Pada fermentasi alkohol akan terbentuk NAD
untuk glikolisis. Asam piruvat diubah menjadi etanol atau etil alkohol melalui
dua langkah reaksi. Langkah pertama adalah pembebasan CO2 dari asam
piruvat yang kemudian diubah menjadi asetaldehida. Langkah kedua adalah reaksi
reduksi asetaldehida oleh NADH menjadi etanol. NAD yang terbentuk akan
digunakan untuk glikolisis.
Starter yang telah dibuat
dibagi menjadi 4 bagian dan masing-masing dimasukkan ke dalam 4 buah
erlenmeyer. Kemudian starter tersebut difermentasi selama 5 hari, 8 hari, 11 hari,
dan 14 hari. Selanjutnya larutan tersebut disaring dengan menggunakan pompa
vakum untuk diambil filtratnya, lalu dievaporasi untuk mendapatkan etanol yang
diinginkan. Fermentasi dilakukan selama 4 hari dengan rentang waktu berbeda
untuk mengetahui waktu optimum yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
fermentasi yang paling baik. Evaporasi dilakukan dengan menggunakan penangas air dan destilasi
dilakukan pada suhu
78,5°C sesuai dengan titik didih etanol.
Fermentasi adalah suatu
proses perubahan kimia yang disebabkan oleh aktivitas mikroba ataupun oleh
aktivitas enzim yang dihasilkan mikroba. Jalur metabolisme karbohidrat yang pernah
diselidiki adalah sistem fermentasi etanol oleh khamir. Salah satu jenis khamir
yang produktif dan sering digunakan ialah Saccharomyces
cerevisiae. Dalam fermentasi ini glukosa didegradasi menjadi etanol dan CO2
melalui suatu jalur metabolisme yang disebut glikolisis.
c. Analisis alkohol yang
dihasilkan
Alkohol (bioetanol) yang
dihasilkan dianalisis kadarnya dengan cara mengisi alkohol tersebut ke dalam
gelas ukur dan mengukur kadarnya dengan alkoholmeter. Uji yang kedua yaitu uji
kualitatif dengan logam Na dengan cara memasukan sepotong kecil logam Na ke dalam
cawan petri yang berisi larutan etanol hasil distilasi. Pada uji kedua ini, Logam
Na dengan etanol pada fermentasi yang baik ditandai bereaksi dengan baik dengan terjadinya asap yang ditimbulkan ketika
logam Na dimasukan ke dalam etanol hasil distilasi, hal ini disebabkan karena
etanol yang dihasilkan bereaksi hebat dengan asam menghasilkan garam dan gas hidrogen.
Uji yang ketiga yaitu uji kelarutan dalam
air dengan cara mengambil 2 mL larutan etanol hasil distilasi, kemudian
dilarutkan ke dalam gelas kimia yang berisi 4 mL air. Diamati apakah terjadi
pencampuran atau tidak. Etanol yang diperoleh dari hasil distilasi dilarutkan
ke dalam air murni. Dari hasil pengamatan, diperoleh bahwa etanol larut dalam
air dan membentuk campuran yang homogen dimana tidak terlihat adanya bidang
batas antara air murni dan etanol hasil distilasi tersebut. Etanol larut
sempurna dalam air karena air bersifat polar dan pada etanol terdapat gugus –OH
yang bersifat polar, rantai gugus alkil pada etanol tidak terlalu panjang
sehingga lebih mudah membentuk ikatan hidrogen. Etanol hasil distilasi diukur
berat jenisnya, dari hasil pengukuran berat jenis diperoleh berat jenis.
Uji yang keempat adalah
etanol yang diperoleh dari hasil distilasi dimasukkan kedalam gelas kimia lalu
diukur pHnya dengan menggunakan alat pHmeter. Uji yang terakhir adalah
penentuan berat jenis etanol hasil distilasi diukur berat jenisnya dengan
menggunakan alat piknometer, dilakukan dengan prosedur: (i) piknometer dicuci
dan dikeringkan kemudian ditimbang bersama penutupnya pada neraca dengan ketelitian
0,01 g (c); (ii) aquades diisi ke dalam piknometer sampai tanda batas dan
ditimbang bersama penutupnya (a + d); (iii) memasukan larutan uji ke dalam
piknometer sampai tanda atas dan ditimbang bersama penutupnya (a+ b); (iv)
berat jenis larutan uji dapat dihitung dengan menggunakan rumus berat jenis
larutan (Minarni, dkk, 2013). Pengukuran pH etanol hasil distilasi diperoleh pH
etanol pada fermentasi hari ke-5 yaitu 3,35, hari ke-8 yaitu 3,11, hari ke-11
yaitu 3,45, dan hari ke-14 yaitu 3,40. pH etanol hasil distilasi tertinggi 3,45
yaitu terjadi pada hari ke-11. Sedangkan pada hari ke-8 pH etanol yang dihasilkan mengalami penurunan menjadi
3,11. Hal ini disebabkan etanol pada hari ke-8 telah berubah menjadi asam
akibat keterlibatan oksigen, sehingga etanol teroksidasi menjadi asam asetat.
Terjadinya selisih pH yang dihasilkan kemungkinan disebabkan karena adanya
zat-zat pengotor dalam etanol
yang tidak sempat terpisah pada saat distilasi dilakukan.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
materi di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Karbohidrat adalah
polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau
senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Hidrolisis
dapat diartikan sebagai reaksi yang terjadi
antara suatu zat dengan
air (H2O) sehingga zat tersebut akan
mengalami penguraian.
2.
Biji durian dapat diolah menjadi bahan baku
pembuatan etanol melalui proses fermentasi.
3.
Fermentasi terbaik ditandai dengan glukosa telah
terurai sempurna menjadi etanol.
4.
Biji durian (pongge)
memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai
pengganti bahan makanan dan dapat dimanfaatkan sebagai bioetanol.
DAFTAR PUSTAKA
Akad, J .Kim. Pembuatan
Bioetanol dari Biji Durian (Durio
zibethinus). Jurnal Akademika Kimia,
Vol. 4, No.3, Agustus 2015. ISSN 2302-6030. h. 110-115.
Campbell,
R. 2002. Biologi. Edisi Kelima Jilid
1. Jakarta : Erlangga.
Ganjar, dkk. Mikologi Dasar dan
Terapan. Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Lehninger, L Albert.1982.Dasar-Dasar
Biokimia.Erlangga:Surabaya
Kuchel, Philip dan Gregory B. Ralston. 2006. Biokimia. Jakarta : Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar